SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pembelajaran berbasis tantangan, bisa menjadi alternatif jawaban untuk mempersiapkan generasi penerus, menjadi pembelajar yang mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.
”Salah satu permasalahan yang ada di depan kita adalah, bagaimana kita mampu memperkuat dan meneguhkan diri, untuk menjawab beragam tantangan yang ada. Proses pembelajaran berbasis tantangan, bisa menjadi salah satu cara untuk mempersiapkan anak bangsa menjawab tantangan itu,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12/2023).
Pernyataan itu seperti yang disampaikannya pada acara Temu Tokoh, di depan para mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), Rabu (13/12/2023) sore. Lestari menyatakan, sebelumnya kita mengenal pembelajaran berbasis pemecahan masalah, pembelajaran berlandaskan penelitian dan proses belajar berdasarkan model tertentu (design-based learning).
BACA JUGA: Kiromal Katibin dan Atifa Fismawati Atlet Terbaik Putra-Putri 2023
Di tengah ragam ketidakpastian, tantangan, kekhawatiran dan fenomena sosial yang berkembang saat ini, Rerie, sapaan akrab Lestari, mengusulkan sebuah model belajar berbasis tantangan (challenge-based learning).
Dalam pembelajaran berbasis tantangan, ungkap Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, direalisasikan dengan pendekatan multidisipliner yang mendorong siswa maupun mahasiswa, untuk mampu memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, guna memecahkan masalah dunia nyata.
Sifat dan potensi kolaboratif yang dikembangkan pada pembelajaran berbasis tantangan, tambah Rerie, mengharuskan peserta didik membangun kerja sama dengan teman sebaya, guru, dan para ahli dalam komunitas, untuk menjalani proses belajar.
BACA JUGA: Tim PkM FT USM Mengidentifikasi Kelayakan Gedung Balai Kelurahan Tlogosari Wetan
Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran itu, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, para peserta didik mampu berpikir kritis, menerima, memaknai dan memecahkan ragam tantangan, diikuti kemampuan dalam mengambil tindakan, dan akhirnya berbagi pengalaman.
”Secara ringkas, pembelajaran berbasis tantangan akan mengasah kemampuan rasional, emosional dan sosial, yang bersumber dari pembiasaan menentukan prioritas dalam upaya menjawab berbagai tantangan,” ungkap dia.
Selain itu, tegas Rerie, generasi muda juga harus membekali diri dengan pemahaman yang utuh, terhadap nilai-nilai dan norma yang dimiliki, antara lain nilai-nilai agama, budaya, budi pekerti dan nilai-nilai kebangsaan warisan pendiri negeri.
Berbekal pembelajaran berbasis tantangan dan pelaksanaan nilai-nilai kebangsaan yang utuh dari setiap anak bangsa, Rerie meyakini, bangsa Indonesia akan mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.
Riyan