JEPARA (SUARABARU.ID). Pemerintah Desa (Pemdes) Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara membuat terobosan baru dalam upaya nguri-nguri sejarah dan kebudayaan desanya. Melalui Petinggi Mustaqim, desa yang terletak di lereng Gunung Muria ini sedang mempersiapkan launching buku yang berisi tentang sejarah, mitos dan legenda desa.
Saat ditemui oleh suarabaru.id beberapa waktu yang lalu, Mustaqim mengatakan sebenarnya telah merencanakan pembuatan buku sejarah desa Bucu ini beberapa tahun yang lalu. “Alhamdulillah penyusunan buku sejarah Desa Bucu sudah selesai dan akan kami realisasikan di tahun ini, tepatnya di bulan Desember”, ujar Mustaqim.
“Ketika kami mengundang masyarakat dan menyampaikan tentang rencana pembuatan buku sejarah desa Bucu, ternyata di luar dugaan kami, respon dan antusias mereka sangat luar biasa, terutama para sesepuh desa yang menyambut baik rencana pembuatan buku ini, kami sangat terharu mengetahui hal itu”, lanjut Mustaqim.
Dari proses penyusunan buku yang diberi judul “Desa Bucu, Sejarah, Mitos dan Legendanya” ini, Pemdes Bucu menggandeng penulis spesialis sejarah desa sekaligus Budayawan Jepara bernama Hadi Priyanto. Dalam proses observasi, wawancara, hingga penulisan buku, memakan waktu hampir empat bulan.
“Seharusnya buku dilaunching pada 10 November 2023 lalu. Namun Pak Hadi (Hadi Priyanto-red) sedang sibuk mempersiapkan acara penganugerahan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional. Kami juga berencana mengundang Bapak Pj Bupati Jepara dalam acara launching nanti”, terang Mustaqim.
Sementara itu, Hadi Priyanto saat dihubungi, mengaku tidak mengalami kesulitan dalam mencatat, hingga menyusun buku sejarah Bucu ini. “Wawancara kepada para sesepuh berjalan dengan lancar. Semua mendukung peoses pembuatan buku ini”, ujar Romo Hadi, sapaan akrabnya.
“Legenda-legenda yang menyelimuti tiap sudut Desa Bucu menjadi semacam kearifan lokal yang harus terus dijaga turun temurun. Legenda Songgolangit, cerita tentang Punden Dakonan yang diambil dari kisah Srikandi dan Sembrada, atau kisah Dukuh Bleber yang berasal dari suara kepakan sayap kidang emas, bahkan Goa Manik di Desa Bucu yang melingkar bagaikan ular raksasa, menjadi harmoni alam yang sangat indah” lanjut Budayawan Jepara ini.
“Upaya Pemdes Bucu dalam membukukan sejarah desanya mungkin akan menjadi langkah awal desa-desa lain untuk mengikuti jejaknya. Dengan jumlah 183 desa di Kabupaten Jepara, jika setiap desa mempunyai sejarah yang tertulis dan dibukukan, karakter masyarakat akan terbentuk dengan sendirinya melalui tokoh-tokoh lokal yang telah memberikan jejak kebaikan untuk desanya”, pungkas Hadi.
ua