blank
Dengan pembawaan materi yang disampaikan secara cair, Samuel Wattimena, mampu membuat peserta antusias mengikuti sesi ini sampai akhir. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dewan Pengawas Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LLP KUKM) Smesco Indonesia, Samuel Wattimena mengatakan, warisan kekayaan alam dan budaya, sesungguhnya menjadi sumber inspirasi yang tiada habis.

Menurut dia, generasi muda tinggal mencari tahu, mengambil manfaat, dan mengkapitalisasi, agar menjadi pemain global. Indonesia sudah memiliki identitas lokal untuk menjadi bagian dari dunia global.

Hal itu seperti yang disampaikan Bang Sam, sapaan akrabnya, saat menjadi narasumber dalam Seminar dan Awarding Nasional Wirausaha bertajuk ‘Bisnis Beyond Borders: Menggali dan Mengoptimalkan Peluang Bisnis di era Digital untuk Mendorong Kemajuan Ekonomi Indonesia’, yang digelar di Aula Kewirausahaan FEB Undip, Selasa (21/11/2023).

BACA JUGA: Pers Harus Jaga Ruang Digital dan Netralitas dalam Pemilu 2024

Pelaksanaan event Diponegoro University Entrepreneur Awards (DUEA), yang digagas Bidang Ekonomi Kreatif BEM Undip itu, juga menghadirkan Setyo Budi (Owner Bebek dan Ayam Kampung Mas Budi), dan Ir Arlinda MA (Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI Periode 2016-2019). Bertindak sebagai keynote speaker, Kepala Bappeda Kota Semarang, Budi Prakosa, yang mewakili wali kota.

”Tanah air Indonesia memberikan warisan begitu besar bagi kita semua. Manfaatkan itu, dalami, pelajari, kembangkan, kapitalisasi. Tingkatkan kemampuan diri, untuk menjadi pemain global,” ujar perancang busana kenamaan Nusantara itu.

Disebutkan dia, Indonesia kaya dengan keanekaragaman budaya. Apapun yang diusahakan, sepanjang berpegang teguh pada akar kebudayaan, maka kita akan memiliki identitas yang kuat sebagai pemain dunia.

BACA JUGA: Pemkot Tegal Tanda Tangani Kesepakatan Bersama dengan PT Bank Mandiri

”Tapi apakah kita bisa melihat potensi diri, apakah kita sudah menjual kemampuan kita untuk dunia? Kalau kita tak punya identitas, maka bakal tersapu oleh kapasitas pelaku dari dunia lain,” tukas Desainer Terbaik Tahun 1979 versi Majalah Femina itu.

Bang Sam lalu mencontohkan kisah sukses Mas Budi, dengan ayam dan bebek gorengnya. Menurut penata kostum film Naga Bonar 2 dan nomine Piala Citra untuk penata busana terbaik film Tenggelamnya Kapal Van de Wijck itu, kesukaan Setyo Budi memasak ayam dan bebek, ternyata mampu mengkapitalisasi selama empat tahun menjadi 170 outlet, di tujuh provinsi.

”Kalau tidak punya mimpi, beliau tidak mungkin seperti ini. Adik-adik yang saat ini kuliah, harus bersyukur karena punya banyak kesempatan untuk belajar. Manfaatkan kampus untuk menempa dan mengembangkan diri jadi wirausahawan,” tambah caleg DPR RI daerah pemilihan Jateng 1 itu, di hadapan ratusan mahasiswa yang mengikuti acara ini.

BACA JUGA: PMI Wonosobo Berhasil Himpun Dana Rp 1,6 Miliar

Perancang mode yang fokus pada wastra Nusantara itu sangat yakin, anak-anak muda Indonesia bisa menghasilkan produk lokal yang mendunia. Dia optimistis, local is the new global.

Maka setiap berkunjung ke Semarang, dia selalu memompa generasi milenial, untuk unjuk gigi dengan lebih intens mengasah talenta. Bersinergi dengan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, dia lebih banyak mengedepankan kebanggaan pada produk-produk lokal.

Beberapa kali kontribusi kurator Pekan Kebudayaan Nasional 2021 itu, menggelar kegiatan Semarang Fashion Trend, Pemeran Pikat Wastra Nusantara & Funky Kebaya, Sarasehan Review Produk UMKM, dan hadir di Car Free Day Simpanglima, untuk mendukung program Pemkot terkait pangan non-beras.

Riyan