KUDUS (SUARABARU.ID) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, H Masan SE MM meminta seluruh kepala desa untuk menggerakkan semua elemen masyarakat untuk melakukan kerja bakti gotong-royong dalam menanggulangi kemungkinan terjadinya bencana alam. Melalui peran serta masyarakat, penanggulangan bencana bisa dilaksanakan secara maksimal.
“Sekarang sudah mulai masuk musim penghujan. Harus ada langkah konkret dari semua pihak untuk meminimalisir potensi terjadinya bencana,”kata Masan saat hadir dalam Apel Kesiagaan Penanggulangan Bencana di Alun-alun Simpang Tujuh, Senin (20/11).
Menurut Masan, kegiatan mitigasi bencana, bisa dilakukan dengan kerja bakti bersih-bersih lingkungan, gorong-gorong dan sungai dalam menghadapi musim penghujan. Kerja bakti yang dilakukan secara rutin dan berkala dapat meminimalisir terjadinya bencana, sehingga tidak membuat masyarakat was-was.
“Kalau lingkungan enggak bersih, gorong-gorong macet, sungai penuh sampah, aliran air tersumbat, berpotensi terjadinya banjir. Begitu juga mitigasi bencana terkait jenis bencana alam lainnya, seperti tanah longsor,” terangnya.
Menurut Masan, mitigasi dan antisipasi bencana harus dilakukan sedini mungkin, utamanya di daerah-daerah rawan bencana. Keberadaan fungsi desa tangguh bencana (destana) harus dimaksimalkan untuk membantu edukasi masyarakat lebih tanggap terhadap bencana.
Karena destana merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya. Serta mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, sekaligus meningkatkan kapasitas SDM dalam rangka menekan risiko bencana.
“Pemerintah daerah bersama masyarakat harus bisa bersinergi menangani persoalan-persoalan yang berpotensi mengakibatkan bencana alam. Semua harus terlibat dan ikut serta mengantisipasi bencana alam yang bisa datang sewaktu-waktu,”tandasnya.
Masan mencontohkan terkait potensi bencana banjir yang setiap tahun mengancam wilayah Kecamatan Jati dan jalur Kudus-Undaan. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah dengan menambah kapasitas gorong-gorong saluran air.
Pihaknya bakal berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk menambah saluran pembuangan air di Jalan Kudus – Purwodadi, agar badan jalan tidak terendam air ketika turun hujan.
“Pemerintah Daerah juga tak tinggal diam untuk terus melakukan langkah koordinasi guna memperbaiki infrastruktur pengendali banjir. Kami terus berkoordiasi dengan BBWS Pemali Juana untuk melakukan langkah strategis guna mengatasi persoalan tersebut,”tukasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemkab Kudus menggelar Apel Kesiagaan Penanggulangan Bencana. Sekitar 600 personel dari relawan BPBD, Polri, TNI serta organisasi kemasyarakatan diterjunkan dalam apel tersebut.
Apel tersebut dimaksudkan untuk menginventarisasi kesiapan Kabupaten Kudus terkait sarana dan prasarana (Sarpras) pendukung dalam menanggulangi bencana alam, serta sumber daya manusia (SDM).
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan menerangkan, apel kesiapsiagaan bencana dilakukan sebagai bentuk pertanda kesiapan Pemerintah Kudus menghadapi peristiwa bencana yang mungkin saja terjadi ke depannya ketika musim penghujan tiba.
“Keterampilan dan kapasitas petugas sampai relawan sudah mumpuni, tinggal bagaimana mengembangkannya sampai ke tingkat desa,” terangnya.
Bergas menyebut, maintenance sarpras harus dilakukan. Keberadaan relawan di wilayah-wilayah harus aktif menginformasikan segala hal yang terjadi, supaya penanganan bisa lebih cepat. Sebagai Pj Bupati sekaligus Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas mendorong keberadaan destana sebagai satgas tangguh dan cepat respon terhadap bencana di tingkat desa.
“Musim hidrometeorologi kemungkinan sampai awal tahun masih, November-Desember masa transisi dari kering ke basah, puncaknya sekitar Maret 2024. Kami sudah minta Dinas PKPLH untuk melakukan perimbasan pohon yang membahayakan. Nanti juga akan dilakukan pembangunan penanggulan oleh BBWS, dalam rangka pengendalian air, selter pompa penyedot air akan ditingkatkan,” ucapnya.
Ads-Ali Bustomi