SOLO (SUARABARU.ID)- Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Sasongko Tedjo mengatakan, eskalasi dari kontestasi Pemilu 2024 mulai meningkat, seiring makin dekatnya pelaksanaan pemilu. Apalagi setelah adanya tiga pasang bakal capres dan cawapres, yang sudah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dikhawatirkan, akan muncul kembali polarisasi yang tajam di masyarakat, seperti yang terjadi pada pemilu sebelumnya. Maka dari itu, tanggung jawab semua pihak untuk menjaga kondusivitas dan kerukunan antarmasyarakat, meski berbeda pilihan politik.
”Salah satunya media, dan produsen informasi lainnya. Media massa harus menyajikan berita yang jernih dan kredibel. Para penggerak media sosial juga jangan membuat hasutan atau konten, yang tidak sesuai fakta sebenarnya,” kata Sasongko.
BACA JUGA: Bripka Achmad Nur Kholik Tanam Cabe di Lahan Tadah Hujan, Hasilnya untuk Biaya Anak
Dia menyampaikan hal itu pada acara ‘Ngobrol Bareng Pesan Damai dari Solo untuk Pemilu 2024’, yang digelar Kemenkominfo, PWI Surakarta, TVRI Jateng, Monumen Pers Nasional dan RRI Surakarta, di Aula Monumen Pers Nasional Solo, akhir pekan lalu.
Hadir dalam kesempatan itu, sejumlah narasumber seperti KGPH Dipokusumo (dari Keraton Surakarta), KGPAA Mangkunegara X, KH Mashuri (tokoh agama), Romo Robertus Budiharyana (tokoh agama). Bertindak sebagai keynote speaker adalah, Dirjen IKP Kemenkominfo, Usman Kansong.
Dalam kesempatan itu, Usman Kansong mewanti-wanti, makin banyaknya serangan hoaks dan ujaran kebencian jelang pemilu. Guna menekan penyebarannya, Kementerian Kominfo mengajak masyarakat, melawannya melalui peningkatan literasi digital, kroscek informasi dan menjalin komitmen media massa selaku penjernih informasi.
BACA JUGA: Turnamen Ngapak Mobile Legends Pena Mas Ganjar, Perkuat Solidaritas dan Pengembangan ‘Skill’
”Ada 51 hoaks tentang politik yang telah di-take down. Januari sampai Oktober 2023, ada 98 hoaks. Kasusnya diprediksi meningkat, saat kampanye calon. Puncaknya Januari 2024 atau sebulan jelang pemungutan suara Pemilu 2024,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua PWI Surakarta yang juga sebagai Ketua Penyelenggara, Anas Syahirul, dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini untuk menularkan pentingnya pesan kedamaian dalam menjalani pemilu. Jangan sampai perseteruan dalam Pemilu 2019 terulang lagi.
”Kita mulai dari Solo, untuk menggaungkan pesan damai guna kerukunan dan keharmonisan dalam Pemilu 2024. Pandangan politik hanya sementara, persaudaraan selamanya. Agenda ini untuk mengendurkan tensi politik. Apalagi dari Jateng ada dua orang tokoh yang akan berlaga pada pilpres nanti,” imbuhnya.
Riyan