BALI (SUARABARU.ID) – Prekursor Narkotika menjadi salah satu materi pembahasan working group di hari ke tiga The 45th Meeting of HONLAP (Heads of National Drugs Law Enforcement Agencies, Asia, and The Pacific) yang berlangsung di Discovery Kartika Plaza Hotel, Kuta, Bali.
Pada kesempatan tersebut, Penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, AKP. Grace Adelina Sopacua menyampaikan intervensi Indonesia terkait upaya penanggulangan prekursor narkotika.
“Badan Narkotika Nasional (BNN) RI melakukan pengawasan dan pengendalian prekursor narkotika bekerja sama dengan lembaga pemerintah, diantaranya Bareskrim Polri, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian”, kata Grace, Kamis (26/10/2023).
Ia mengatakan, bentuk kerja sama yang dilakukan salah satunya adalah pengawasan proses produksi, ekspor, impor, distribusi, penyimpanan, hingga penggunaan bahan kimia prekursor di Indonesia.
“Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa zat kimia tersebut diatur dan dikendalikan dengan baik”, imbuhnya.
Grace menyampaikan, pada tahun 2022, BNN RI berhasil mengungkap dua Clandestine Lab atau Laboratorium Narkotika Ilegal. Satu lab ditemukan di wilayah Batam dan satu lab ditemukan di Pekanbaru. Dalam operasi tersebut, sejumlah narkotika illegal disita, diantaranya 5.255 gram sabu dan 2.350 butir pil ekstasi berlogo ‘Minion’. Selain itu, sejumlah prekursor narkotika juga berhasi disita, diantaranya 6,6 liter aceton dan 1 liter toluene.
Sementara itu di tahun 2023, Polisi berhasil mengungkap satu Clandestine Lab di Banten dan satu Clandestine Lab di Semarang. Dari kedua lokasi tersebut, petugas berhasil mengamankan 37.790 pil ekstasi, lebih dari 90 kg prekursor narkotika, 4 liter bahan kimia yang terdiri dari meth dan metanol, serta 200 pil kafein.
Dalam kesimpulannya, moderator working group menyampaikan sekali lagi tentang pentingnya membentuk kemitraan antara pemerintah dan para importir serta ekportir, kemitraan akan membantu pemerintah dalam mengkontrol penggunaan prekursor baik untuk kepentingan medis maupun industri agar tidak disalahgunakan untuk pembuatan narkotika.
Pertemuan tahunan ini diagendakan akan di tutup pada Jumat, 27 Oktober 2023 mendatang. Usai pertemuan tersebut digelar, akan lahir berbagai rekomendasi dari seluruh anggota HONLAP. Rekomendasi tersebut nantinya dapat menjadi dasar penentu kebijakan di masing-masing negara anggota untuk kembali dibahas pada pertemuan HONLAP berikutnya.
Ning S