Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, dan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meresmikan revitalisasi Menara Syahbandar di Kampung Sleko, Kawasan Kota Lama Semarang, Kamis (26/10/2023). (Foto HP)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Salah satu bangunan bersejarah di Kawasan Kota Lama Semarang, Menara Syahbandar Sleko (dekat Jembatan Mberok) resmi direvitalisasi oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

Pemugarannya sendiri dimulai sejak akhir Desember 2022 hingga selesai pengerjaannya di Oktober 2023. Dan kini bangunan tersebut kini terlihat semakin cantik, dengan tetap menyisakan kekokohan dan arsitektur kuno yang elegan.

Pemugaran menara syahbandar yang pertama kali dibangun pada tahun 1825 tersebut, sebagai upaya menghidupkan kembali kawasan wisata cagar budaya di Kota Semarang secara menyeluruh.

Seperti diketahui, Kota Lama di Kota Semarang sebenarnya tak hanya Kampung Belanda (Little Netherlands) yang selama ini akrab disebut Kota Lama Semarang. Masih ada Kampung Melayu, Pecinan, dan Kauman.

Seluruh kawasan tersebut pada masa lampau adalah suatu kawasan yang terkoneksi secara ekonomi dan berkembang di masa kolonial Belanda. Bahkan lebih jauh menjadi pusat pertemuan berbagai macam suku bangsa dan budaya (melting pot).

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pun saat ini berusaha melakukan pengelolaan kawasan Kota Lama Sleko Semarang, agar ke depan nanti bisa menjadi tempat wisata andalan Ibu Kota Jawa Tengah.

“PGN memulai pemugaran sejak Desember 2022 dan dilaksanakan selama kurang lebih 10 bulan bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pihak jajaran pemerintah daerah dan stakeholder lainnya,” kata Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, Kamis (26/10/2023).

Lebih jauh dirinya menjelaskan, pemugaran bangunan bersejarah tersebut mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 dan Perda Kota Semarang Nomor 2 tahun 2020 sebagai bentuk konservasi cagar budaya.

Menara Syahbandar ini sendiri memiliki potensi besar menjadi salah satu ikon wisata sejarah Semarang. Menara ini dapat menjadi destinasi masyarakat maupun wisatawan yang hendak melakukan perjalanan wisata heritage di kawasan Kota Lama Semarang.

“Pemugaran Menara Syahbandar ini merupakan bentuk kontribusi aktif PGN dalam operasinya untuk dapat menjadi manfaat secara sosial ekonomi, dengan program kerja yang sesuai dengan prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) yang berkelanjutan,” katanya.

Arief juga mengajak masyarakat untuk bersama menjaga kelestarian bangunan cagar budaya yang telah dipugar ini. Bersama peran aktif masyarakat, pihaknya memastikan bahwa Menara Syahbandar tetap terjaga dan terawat dengan baik untuk generasi mendatang.

“Dengan tampilan yang baru, tidak mengubah nilai sejarah Menara Syahbandar. Pemugaran dilakukan dengan tetap memelihara sebagian kondisi lama dan beberapa bagian dilakukan rekonstruksi baru, supaya kelestarian dan keutuhannya terjaga,” katanya.

Tambah Amphiteatre

Tak hanya melakukan revitalisasi pemugaran di bangunan utama Menara Syahbandar Sleko, pihak PGN juga menambahkan amphitheatre di sekitar menara agar supaya masyarakat dapat lebih mengapresiasi dan memanfaatkan keberadaan cagar budaya tersebut dengan lebih baik.

Sebagai perusahaan yang berkomitmen melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, pihaknya kini memiliki tanggung jawab moral untuk ikut serta memberikan kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat Kota Semarang.

“Pemugaran ini merupakan wujud komitmen PGN terkait ESG untuk mengoptimalisasi aset aktif dan bertanggung jawab sosial demi meningkatkan manfaat ekonomi di masyarakat,” kata Arief menjelaskan.