Sementara itu, Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan, pemugaran Menara Syahbandar Sleko diprakarsai oleh PGN karena memiliki aset tanah di kawasan Kota Lama Semarang yang di atasnya berdiri cagar budaya Menara Syahbandar.
Bangunan yang dulunya berfungsi untuk memantau dan mengatur keluar masuk kapal barang dan perahu yang masuk ke pelabuhan Semarang melalui kanal sungai ini memiliki luas sekitar 538 meter persegi.
“Bagi masyarakat Semarang khususnya, bangunan ini memiliki arti penting dalam sejarah perkembangan Kota Semarang sebagai pusat perdagangan maritim Nusantara dan perkembangan sektor pelabuhan dagang beserta sistem pengawasan arus barang,” katanya.
Wali Kota menjelaskan, dengan konsep wisata heritage di Kota Lama Semarang, pemerintah kota nantinya akan menghubungkan tempat tersebut dengan Kampung Melayu, Pecinan, dan Kampung Belanda (Little Netherlands), sehingga bisa lebih megah lagi.
“Konsepnya menciptakan suasana Kota Lama, khususnya di Sleko ini menjadi lebih cantik. Rencananya kami akan membuka kembali jalur sungai untuk wisata air untuk meningkatkan potensi wisata, dan tentunya multiplier effectnya adalah semakin tertatanya wilayah Kota Lama secara keseluruhan yang sedikit demi sedikit mulai berkembang,” katanya.
Dirinya mengakui, peran PGN dalam revitalisasi Menara Syahbandar ini menjadi penyemangat untuk semakin mempercantik dan menata kawasan Kota Lama Semarang. Apalagi di wilayah sekitar lokasi tersebut sangat memungkinkan menjadi pusat kuliner.
Wali Kota juga menyebutkan kedepannya akan ada rencana untuk revitalisasi di Kawasan Pecinan, sehingga kawasan heritage dari Kampung Melayu, Pecinan, dan Kota Lama Little Netherlands bisa terhubung.
Keberadaan Menara Syahbandar yang telah direvitalisasi diharapkan dapat melengkapi destinasi dan meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Semarang yang bermuara pada peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
“Potensi ini juga dapat berguna untuk memperkenalkan sejarah Kota Semarang kepada wisatawan yang berkunjung, terutama di kawasan Kota Lama Semarang secara keseluruhan,” katanya.
Hery Priyono