SEMARANG (SUARABARU.ID) – Masih banyak masyarakat yang menduga bahwa kehidupan di balik jeruji (penjara) itu menyeramkan.
Hal itu wajar, lantaran di dalam penjara dihuni oleh orang-orang bermasalah, orang-orang yang mempunyai kasus dari berbagai kejahatan yang mereka lakukan.
Namun sebenarnya yang terjadi di dalam penjara, para narapidana diberi banyak pembinaan, baik pembinaan rohani, mental hingga pembinaan kemandirian kerja, yang tujuannya saat narapidana keluar dari penjara, mereka sudah memiliki bekal untuk digunakan saat mereka kembali ke masyarakat.
Begitu juga yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Semarang. Selain diberi berbagai pembinaan, para narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Semarang juga mendapatkan pelatihan kerja.
Berbagai pelatihan kerja diberikan di dalam Lapas Semarang yang berpenghuni kurang lebih 1700 narapidana dari berbagai macam kasus.
Menurut Kepala Lapas Semarang, Usman Madjid, para narapidana mendapat pembinaan dan pelatihan kerja, agar saat bebas nanti mereka memiliki bekal ketrampilan untuk dikembangkan saat mereka kembali ke masyarakat.
Bahkan ada puluhan WBP yang dilibatkan untuk ikut mengelola kantin yang ada di dalam Lapas Semarang.
“Ya, Kantin Lapane. Kantin yang berdiri sejak tahun 2017 ini diinisiasi oleh Koperasi Pengayoman Pegawai Departemen Kehakiman (KPPDK),” ungkap Usman, Selasa (24/10/2023).