WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kementerian Perindustrian RI bekerjasama dengan Disnakertrans Wonosobo fasilitas wirausaha baru Industri Kecil Menengah (IKM) di Wonosobo.
Sebanyak 192 pelaku usaha mengikuti “Bimbingan Teknis Wirausaha Baru IKM” sejak tanggal 20-24 Oktober 2023 di Ball Room Hotel Kresna Wonosobo. Mereka dibimbing untuk melejitkan produk UMKM di pasar digital.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Wonosobo Prayitno menyampaikan peserta mengikuti pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Wonosobo. Mereka dilatih secara tehnis produksi, pengemasan dan promosi digital.
“Fokus pelatihan 3 kelas ini menggunakan instruktur BLK Disnakertrans Wonosobo dan pihak luar yang sudah berkompeten. Diharapkan peserta bisa mengembangkan usahanya usai mengikuti bimbingan tehnis wirausaha baru,” ucapnya.
Berbagai jenis pelatihan dilakukan mulai dari konveksi, minuman herbal, kopi, pupuk organik, batik, perbengkelan las, service komputer, hingga perbengkelan roda dua.
“Setiap peserta juga mendapatkan sertifikat pelatihan serta akan dipandu terkait pengurusan izin berusaha nantinya,” ujar birokrat yang pernah menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo itu.
Kadis Prayit turut melaporkan terkait Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun lalu yang digunakan untuk kegiatan fisik berupa pembentukan Rumah Kemasan dan sebagian untuk kegiatan non fisik berupa pelatihan dengan total senilai Rp 7,4 miliar.
“Maka selanjutnya peserta yang mendapat pelatihan segera mengurus NIB sehingga kita mampu memberikan pendampingan termasuk nantinya memakai Rumah Kemasan di Wonosobo,” jelasnya.
Beri Kail
Sementara itu, Abdul Kadir Karding (AKK) anggota Komisi VII DPR RI dari F-PKB yang turut hadir saat penutupan Bimtek Wirausaha Baru IKM di Hotel Kersna, menyampaikan program pelatihan bagi masyarakat dinilai lebih efektif.
Menurutnya, dengan program pelatihan akan mendorong masyarakat memiliki suatu keterampilan sehingga mampu membuka usaha baru. UMKM yang telah dikelola dengan ilmu yang didapat, diharapkan bisa terus maju dan berkembang.
“Jadi memang sengaja didesain program mitra kami di Wonosobo memperbanyak pelatihan agar kita memberi istilahnya kail. Jadi bantuan itu tidak selalu cash. Kalau kail kan bisa dipakai dalam jangka waktu lama,” jelasnya.
Dikatakan AKK, saat ini masyarakat perlu diedukasi kaitannya memanfaatkan peluang digital. Dengan ini proses marketing produk akan lebih maksimal. Era digital menuntut pelaku UMKM harus mengembangkan pasar online untuk memajukan usahanya.
“Yang bisa kita lakukan adalah memberdayakan mereka agar bisa berselancar di dunia digital. Bisa menggunakan untuk berdagang. Ini soal ilmu, soal keterampilan dan negara harus hadir,” tambahnya.
Dia menambahkan untuk bersaing dengan produk impor, pemerintah maupun pengusaha harus memilik strategi tersendiri mulai dari kebijakan ekspor impor, perbaikan kualitas produk, hingga pemanfaatan modal usaha yang tersedia.
“Masyarakat butuh pencerahan butuh dikasih tahu. Produk Wonosobo pasti bisa bersaing. Buktinya kita bisa ekspor kayu, kopi, kentang. Semua bisa tinggal kita ambil nilai yang jadi fokus kita, komoditi apa, jenis bahan apa,” tandasnya.
Muharno Zarka