BATANG (SUARABARU.ID) – Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati sejak 2015, berdasarkan Keputusan Presiden nyatanya tidak sekadar seremonial belaka. Melainkan ada makna mendalam yang terkandung, berupa fatwa Resolusi Jihad dari Rais Akbar PBNU Hadrattusyaikh Hasyim Asy’ari untuk mengobarkan semangat rakyat melawan tentara Belanda dan Inggris yang kembali ingin menjajah Indonesia.
Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki menyampaikan, sejak masa didengungkannya Resolusi Jihad, peran santri jelas sangat besar, yakni berjuang untuk membela agama, bangsa dan negaranya. “Santri juga punya tugas untuk berkontribusi, tidak hanya lewat kepiawaiannya dalam ilmu agama, namun kemampuan teknologi informasi pun patut dikuasai,” katanya, saat ditemui di halaman Pendapa, Kabupaten Batang, Minggu (22/10/2023).
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batang Subkhi mengatakan, HSN tidak hanya milik para santri saja, tetapi juga milik seluruh bangsa Indonesia. Sebab berdasarkan Resolusi Jihad, berupaya menggerakkan seluruh umat beragama di Nusantara, untuk berjuang mengusir penjajah di masa itu.
“Dalam perkembangannya, santri juga harus terlibat dalam segala elemen kehidupan. Terutama dalam menyikapi perubahan ekonomi, teknologi dan budaya,” terangnya.
Ia mengharapkan, tidak hanya piawai dalam mengkaji ilmu agama, namun seiring makin canggihnya teknologi, santri pun wajib menguasai teknologi informasi. “Santri juga harus bisa melawan berita-berita bohong yang ke depan rawan muncul, terlebih mendekati tahun politik. Saring dulu informasinya, pastikan kebenarannya, baru sharing,” ujar dia.
Nur Muktiadi