blank
Pj Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan saat menjadi pembicara dalam peringatan Bulan PRB di Kendari. Foto:ist

KENDARI (SUARABARU.ID) – Indonesia merupakan negara rawan bencana. Maka itu, seluruh elemen bangsa harus mampu mengenali ancamannya, memahami risiko, dan meningkatkan mitigasi bencana. Sehingga, dapat meminimalisir dampak bencana untuk pembangunan yang berkelanjutan.

“Kita harus membangkitkan kesadaran seluruh elemen masyarakat bahwa potensi bencana ada di sekeliling kita. Maka, mitigasi bencana ini menjadi hal utama yang harus diperhatikan dan dijadikan sebagai pegangan masyarakat,” jelasnya.

Hal tersebut dijelaskan secara gamblang oleh Penjabat (Pj) Bupati Kudus Bergas C. Penanggungan yang juga sebagai Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah saat menjadi pembicara dalam peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2023, di Hotel Claro, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (12/10).

Dalam kesempatan itu pula, Bergas menyoroti peran pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan kerja bagi relawan BPBD agar mereka merasa nyaman dan aman saat bertugas. Mengingat, relawan BPBD sangatlah berisiko dan selalu berhubungan dengan marabahaya.

“Maka, saya mendorong rekan-rekan pemerintah daerah agar bisa memberikan perhatiannya untuk melindungi rekan-rekan relawan BPBD,” katanya.

Pj Bupati menceritakan pengalaman relawan BPBD saat proses pemadaman sebanyak 62 kapal yang terbakar di Pelabuhan Perikanan Pantai Jongor, Kota Tegal, beberapa waktu yang lalu. Relawan harus memutar otak agar bisa masuk ke area inti kapal yang terbakar dengan berbagai risiko yang harus dihadapinya.

“Bayangkan saja, mereka harus masuk lewat lorong-lorong kapal yang terbakar dan itu memakai sekoci kapal. Keberanian mereka dipertaruhkan dengan risiko yang mungkin saja bisa menimpa. Entah itu ada bagian kapal yang jatuh, dsb. Maka, perlindungan relawan ini penting,” terangnya.

Bergas menambahkan, selain soal perlindungan kerja, soal perlindungan kesehatan harus dicakup. Ia mencontohkan, Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Kudus mencapai 98%. Artinya, hampir seluruh warga Kabupaten Kudus terlindungi kesehatannya, termasuk relawan BPBD.

“Ini sudah kita praktekkan di Kudus dimana UHC-nya sudah mencapai 98%. Termasuk untuk kawan-kawan relawan,” imbuhnya.

Terakhir, Pj Bupati menyampaikan, keterbasan ternyata memberi hikmah agar bisa _survive_ (bertahan). Artinya, pelaksanaan tugas-tugas terkait penanggulangan kebencanaan harus dilakukan secara maksimal dan harus tanpa pamrih.

“Ternyata ini yang bisa membuat kita kuat dan berpikir inovatif. Keterbasan justru membuat kita bisa survive,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPD) Letjen TNI. Suharyanto mengatakan, penguatan dalam hal logistik dan peralatan penanggulangan kebencanaan sangatlah penting. Menurutnya, pengelolaan logistik dan peralatan yang efektif, efisien, dan andal menjadi faktor penting dalam penanggulangan bencana.

“Ini yang menjadi faktor penentu, betapa logistik dan peralatan akan sangat membantu agar penanggulangan bencana bisa dilakukan secara efektif, efisien, dan andal,” tuturnya.

Dalam kesempatan peringatan Bulan PRB di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Pj Bupati Kudus Bergas C. Penanggungan berkesempatan mengunjungi booth pameran kebencanaan. Saat mampir di _booth_ BPBD Provinsi Jawa Tengah, ia berdialog sembari memotivasi upaya penanggulangan kebencanaan bisa maksimal.

Ali Bustomi