SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pondok Pesantren Fadhlun Fadhlan (PPFF), yang ada di Dukuh Wonorejo, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, pada Rabu (11/10/2023) malam, tidak seperti biasanya.
Di ponpes itu, mendadak terang benderang, bertabur cahaya sinar handphone dari sekitar 5.000 kiai, santri dan masyarakat, yang antusias menggemakan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Gema shalawat yang dipimpin Habib Firdaus Al-Munawar, dengan iringan hadroh dari Majelis Shalawat Al-Muqorrobin, Kendal, terasa menggetarkan kompleks ponpes itu selama krang lebih empat jam.
BACA JUGA: Relawan Gibran Kudus Sosialisasikan Gibran Cawapres ke Pesilat Pagar Nusa
”Undangan yang kami kirim untuk 3.000 orang, namun yang hadir menjadi sekitar 5.000, hingga pengunjung banyak yang berjubel sampai ke jalan,” kata pimpinan sekaligus pengasuh PPFF, Dr KH Fadlolan Musyafak Lc MA, mengawali sambutannya.
Pengasuh Ponpes Al-Islah, Mangkang Kulon, Drs KH Hadlor Ikhsan menyampaikan tausiyah, dan Rais Syuriah PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail Lc memimpin doa penutup.
Dalam acara itu antara lain, Kepala BNN Provinsi Jateng Brigjen (Pol) Drs Heru Pranoto MSi, Kabiro Kesra Provinsi Jateng Drs Teguh, Sekum MUI Jateng Drs KH Muhyiddin MAg.
BACA JUGA: Pemerintah Permudah Masyarakat Akses Dunia Pendidikan
Ada juga Bendahara Umum MUI Jateng H Agus Sumartono, Sekretaris Agus Fathudin Yusuf, Prof Dr Musahadi MAg, Prof Dr Abu Hapsin, Ketua Komisi Infokom H Isdiyanto Isman, serta para fungsionaris DPP PPP dan DPW PPP Jateng.
Penyelenggaraan Maulidurrasul ini, kata Kiai Fadlolan, sebagai puncak peringatan Maulid 1445 Hijriyah, sekaligus pembukaan berbagai lomba Hari Santri Nasional 2023, dan Harlah ke-5 PPFF, yang dikenal sebagai pesantren bilingual berbasis karakter salaf.
Kiai Fadlolan yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Jateng, menyampaikan rasa syukurnya, di tahun kelima berdirinya PPFF, kini sudah memiliki lembaga pendidikan formal lengkap.
BACA JUGA: Begini Tanggapan Mahasiswa Asing saat Menanam Bibit Mangrove di Kelurahan Mangunharjo Semarang
Mulai dari RA, MI, MTs dan MA. Kini pun sedang disiapkan pendirian perguruan tinggi yang pelaksanaanya menunggu dicabutnya moratorium perguruan tinggi oleh pemerintah.
Misi PPFF, jelas Kiai Fadlolan, untuk menghasilkan generasi penerus yang berkemampuan untuk berkiprah di kancah Nasional hingga International, dengan tetap menjunjung tinggi NKRI, sebagaimana motto ‘Having International Knowledge and Local Wisdom’.
Ditegaskan dia, PPFF telah membuktikan sebagai pesantren bilingual berbasis karakter salaf. Sebagai contoh, lulusan MA PPFF, wajib hafal Alquran 30 juz, menguasai ilmu nahwu sharaf, alfiyah, serta berbagai kitab kuning.
BACA JUGA: Tim PkM Ilkom USM Berikan Pelatihan Canva kepada Guru PAUD
Maka tamatan perdana MA Al-Musyaffa’ tahun ini, dari sembilan siswa, delapan di antaranya diterima sebagai mahasiswa Al-Azhar di Cairo, Mesir, dan satu diterima lewat jalur prestasi di UIN Walisongo.
”Sukses angkatan pertama ini, Insya Allah akan diikuti angkatan selanjutnya, sebagai tanggung jawab PPFF dalam mencetak kader-kader berkompetensi tinggi,” tegas Kiai Fadlolan Musyafak, yang juga alumni Al-Azhar, Cairo, Mesir ini.
Riyan