blank
Seorang guru menaburkan eco enzyme di selokan, untuk menghilangkan bau tidak sedap pada genangan air tersebut. Foto: Dok SD Kanisius Tlogosari Kulon.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Siswa SD Kanisius Tlogosari Kulon, di Jalan Malangsari, Tlogosari Kulon Pedurungan, Semarang beberapa waktu terakhir cukup terganggu dengan bau tak sedap.

Bau tak sedap itu yang dirasakan siswa SD Kanisius itu berasal dari selokan yang ada di dekat sekolah, yang membujur di Jalan Malangsari.

“Kegiatan bersih-bersih sekolah sudah dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil. Kami mencari dari mana sumber bau itu, dan ditemukan bahwa bau itu berasal dari selokan belakang sekolah yang tidak mengalir, banyak sampah, dan tikus,” ujar Kepala SD Kanisius Tlogosari Kulon, Ika Wardani, Senin (2/10/2023).

Untuk mengatasi hal ini, kata Ika Wardani, siswa SD Kanisius dipandu para guru Zita Galuh, S.Pd., Agustina Sri Rahayu, S.Pd., Hubertus Aditya, S.Pd. didukung tim Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup Gereja St. Theresia Bongsari Semarang dalam kegiatan P5 nya membuat eco enzyme.

“Hari Sabtu, 30 September 2023 lalu, dari pukul 07.00 sampai 09.00 SD Kanisius Tlogosari Kulon mengajak warga RT 5 dan RT 11 RW 7 Kelurahan Tlogosari Kulon, dan peserta didik membersihkan kampung dengan menyapu, mencabut rumput liar, menata pot tanaman,” kata Ika.

blank
Ajakan kerja bakti yang dilakukan SD Kanisius Tlogsari Kulon Semarang. Foto: Dok SD Kanisius

Dalam kegiatan bersih-bersih itu, juga dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, kemudian menuangkan eco enzyme ke selokan belakang sekolah yang menjadi sumber bau.

“Eco Enzyme adalah fermentasi dari kulit buah, molase/tetes tebu dan air. Pemberian eco enzyme yang rutin dan sesuai rasio dapat memulihkan selokan mampet dan menghilangkan bau karena  eco enzyme dapat mengurai dan menghancurkan miikroorganisme yang tidak baik. Namun tetap ada upaya membersihkan selokan dari sampah dan menuangkan eco enzyme secara rutin,” kata Ika Wardani.

Menurut Ika, eco enzyme merupakan salah satu aksi ekologis yang perlu digiatkan bersama  guna menyikapi keprihatinan kita akan makin menggunungnya TPA hingga meledaknya TPA sehingga menyebabkan polusi dan menghasilkan gas metana yang makin memperbesar efek rumah kaca dan membawa pengaruh buruk bagi bumi ini.

Menurut Ika, peserta didik dengan guru, karyawan, orang tua, dan warga sangat antusias melaksanakan kerja bakti tersebut. “Kami berharap gerakan kecil ini dapat memantik warga agar peduli dan bertindak untuk melestarikan lingkungan dengan tidak membuang sampah di selokan dan waspada akan banjir dan Kesehatan,” kata Ika.

wied