Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan bahwa APAR biasanya ditempatkan 15 meter dengan jarak APAR lainnya. Namun demikian, jarak juga dipengaruhi oleh tingkat resiko kebakaran suatu bangunan. Pada bangunan dengan tingkat resiko tinggi, APAR dapat berjarak 7 hingga 10 meter saja.
Siap hadapi kebakaran
Sebelum memasuki sesi simulasi, Gunawan menjelaskan jenis dan cara penggunaan APAR. Beberapa jenis isi APAR di antaranya air, busa, dry chemical powder, CO2, dan halon.
Dari kelima jenis APAR, CO2 disebut paling aman karena tidak meninggalkan residu dan tidak menghantarkan listrik. “APAR jenis CO2 tidak meninggalkan residu, sehingga jika terkena bahan makanan, tetap aman,” tandasnya.
Penggunaan APAR dibawa dan dioperasikan oleh satu orang karena mempunyai berat cukup ringan antara 0.5 hingga 16 kilogram. Saat hendak menggunakan APAR, para peserta harus berpedoman dengan istilah PASS (Pull, Aim, Squeeze, dan Sweep-red).
“Pertama yang harus dilakukan adalah tarik pin pengaman, arahkan corong ke sumber api, tekan handle dan tidak berhenti menekan hingga api padam atau isi APAR habis, dan sapukan ke kiri dan kanan pangkal api,” terangnya.
Selain melakukan simulasi memadamkan api menggunakan APAR, peserta juga berlatih menggunakan kain basah untuk penanganan dasar kebakaran serta mengatasi kebakaran yang disebabkan kebocoran tabung gas.
Pendiri dan pemilik SBS Fire Protection Prasetya, S.IP., berharap melalui pelatihan ini, civitas academica UKSW akan siap menghadapi kebakaran di mana dan kapan saja.
wied