Helikopter Super Puma milik BNPB mengambil air di Waduk Jatibarang untuk selanjutnya melakukan water bombing di TPA Jatibarang, pada kebakaran lalu, Sabtu (23/9/2023) lalu. Foto; Dok. SB.ID

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Helikopter jenis Super Puma yang digunakan untuk melakukan water bombing diterjunkan langsung untuk memadamkan sisa-sisa bara api yang masih ada pasca kebakaran di TPA Jatibarang, Semarang.

Sekira pukul 13.00, helikopter water bombing mulai bergerak dari Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat (Lanumad) Bandara Ahmad Yani menuju Waduk Jatibarang untuk mengambil air yang akan digunakan untuk penyiraman.

Helikopter water bombing terbang membawa tangki air dengan kapasitas 4000 liter dan mampu membantu pemadaman dari udara selama 3-4 jam.

“Kami mencoba mengaplikasikan water bombing dengan heli seusai situasi dan kondisi yang ada. Kemarin dari walikota (Semarang) sudah menyatakan darurat bencana dan mengajukan permohonan bantuan heli sehingga saat ini kita mengupayakan,” kata Hery Setiono selaku Tenaga Ahli Kepala BNBP, Sabtu (23/9/2023).

Hery menjelaskan, unit helikopter tersebut sebelumnya juga melakukan water bombing saat kebakaran TPA Putri Cempo Surakarta beberapa waktu lalu dan hingga kini prosesnya sebenarnya belum secara sepenuhnya selesai.

Water bombing yang di TPA Putri Cempo Surakarta belum sepenuhnya selesai, tapi kita nilai terkendali. Sehingga unit helikopternya kita upayakan bisa bergeser di sini (TPA Jatibarang),” katanya.

Lebih jauh dirinya mengatakan, di Jawa Tengah sendiri disiagakan satu unit helikopter BNPB yang difungsikan untuk melakukan water bombing untuk menangani kejadian kebakaran.

Selain di Jawa Tengah, unit helikopter pemadam menggunakan air tersebut juga tersebar di 6 provinsi prioritas yang untuk menangani adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Untuk proses pemadamannya, kita lihat dulu situasi dan kondisinya yang ada sehingga nanti kita bisa tentukan proses dan strategi manuvernya seperti apa. Untuk airnya, dari koordinasi kita mengambil di Danau BSB atau Waduk Jatibarang,” katanya.

Tim survey dari BNPB sendiri dalam prosesnya berusaha mencari tahu kedalaman titik bara api yang tersebar di TPA Jatibarang. Untuk itu mereka melakukan teknik pengupasan tumpukan lapisan sampah menggunakan air sehingga selanjutnya nanti bisa ditentukan berapa lama penyiraman yang dibutuhkan.

“TPA Jatibarang yang disini (atas) TPA pasif seperti lahan gambut, yang bagian atas apinya memang sudah padam tapi yang dibawah masih ada nyala bara api. Beda dengan yang di zona bawah, itu TPA baru sehingga ketika terbakar padamnya cepat,” Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat tinjauan ke lokasi TPA.

Hery Priyono