blank
Aktifitas pemilik tempat penggilingan padi, Gandi bersama warga setempat, di Dukuh Kadengan Desa Kamolan, Kecamatan Blora. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARU.ID) — Musim kemarau membuat stok beras di penggilingan padi di wilayah Blora Jawa Tengah menipis. Kondisi ini memicu melambungnya harga beras di pasaran.

Salah satu pemilik tempat penggilingan padi di Dukuh Kadengan Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Gandi mengatakan saat ini stok beras ditempatnya per harinya hanya berkisar 5 kwintal. Padahal di hari normal stoknya bisa mencapai 5 ton.

“Kalau stok saat ini per harinya disini paling 5 sampai 7 kuintal, kadang justru hanya 10 sak. Padahal biasanya disini bisa sampai 4 sampai 5 ton per hari,” kata Gandi saat ditemui media ini di tempat penggilingannya, Jumat (8/9/2023).

Gandi menduga menipisnya pasokan gabah dari petani ini dikarenakan para petani lebih memilih menjual gabah mereka ke luar kota. Sebab harga gabah saat ini cukup tinggi.

“Stok gabah menipis karena permintaannya banyak, tapi gabah berkurang karena yang membutuhkan banyak sekali. Warga kalau mau giling cari dulu tempat mana yang harganya tinggi,” ujar Gandi.

Menipisnya stok gabah ini disebabkan karena tidak adanya musim panen akibat kemarau. Hal ini menjadi salah satu pemicu naiknya harga beras.

blank
Plt Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman, SP., MMA., lakukan podcast bersama presenter di Rasta FM, Blora. Foto: Kudnadi Saputro Blora

“Harga beras mahal. Kalau di sini antara Rp 11 ribu   sampai Rp 12.500 tergantung jenisnya, tidak tahu kalau di tempat lain, bisa lebih mahal atau tidak. Ini sudah sejak satu bulanan,” ucap Gandi.

Ditemui usai melakukan podcast, Plt Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman, SP., MMA., menjelaskan bahwa stok beras saat ini masih cukup aman. Meski sejumlah wilayah memasuki musim kemarau, namun ada beberapa wilayah yang saat ini juga masuk musim tanam.

“Stok pangan di musim kemarau ini masih aman untuk Kabulaten Blora,  sampai Juli produksi padi mencapai 589 ribu ton. Jumlah itu juga mampu menyangga kebutuhan pangan skala nasional,” kata Ngaliman saat acara Podcast di Radio Rasta FM.

Ngaliman meminta masyarakat tidak khawatir kondisi pangan meski saat ini memasuki kemarau ekstrem.

“Saya pesan kepada masyarakat kalau kondisi pangan kita aman, jadi tidak perlu khawatir meski kemarau panjang. Karena petani di Blora sudah melakukan antisipasi termasuk yang berada di aliran sungai Bengawan Solo yang saat ini masuk musim tandur,” tandas Plt Kepala DP4 Blora, Ngaliman.

Kudnadi Saputro