blank
Warga mengantri pengisian air bersih bantuan dari BPBD Grobogan dan CSR. Foto: BPBD Grobogan

GROBOGAN (SUARABARU. ID) – Kekeringan di wilayah Kabupaten Grobogan makin meluas pada musim kemarau tahun 2023 ini.

Warga yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih makin bertambah. Air sungai semakin mengering hingga warga mulai merasakan kesulitan air bersih.

Hal itu membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Grobogan langsung melakukan penyaluran air bersih.

Penyaluran air bersih ini dilakukan sesuai dengan permintaan setiap desa yang terdampak kekeringan.

Hingga 3 September 2023, sudah ada 335 tangki berisi air bersih yang disalurkan untuk warga di 16 kecamatan yang terdampak kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Endang Sulistyoningsih menjelaskan, bantuan air bersih yang disalurkan kepada warga terdampak kekeringan ini berasal dari APBD Kabupaten Grobogan TA 2023 dan juga CSR dari instansi atau lembaga atau masyarakat yang membantu air bersih melalui BPBD Grobogan.

“Sampai saat ini ada 335 tangki air bersih yang sudah kita salurkan kepada 31.079 penerima manfaat atau warga yang terdampak kekeringan ini,” jelas Endang Sulistyoningsih.

Endang menjelaskan, saat ini sebanyak 74 desa di 16 kecamatan terdampak kekeringan, yakni di Toroh, Purwodadi, Geyer, Pulokulon, Kradenan, Tawangharjo, Karangrayung, Wirosari, Penawangan, Ngaringan, Grobogan dan Tanggungharjo.

Selain itu juga di wilayah Kedungjati, Gubug, Gabus dan Brati juga terdampak kekeringan.

Endang menjelaskan, BPBD Grobogan dan stakeholder terkait bersinergi untuk membantu masyarakat yang terdampak kekeringan ini dengan penyaluran air bersih.

“Untuk penyaluran air bersih ini, hingga saat ini ada 184 tangki yang bersumber dari APBD dan 151 tangki dari CSR. Kami berterima kasih masyarakat dan instansi yang melalui CSR-nya memberikan kontribusi untuk mereka yang terdampak kekeringan,” ujar Endang.

Meski demikian, kekeringan yang masih meluas ini diperkirakan akan membuat warga yang terdampak semakin bertambah.

Endang mengharapkan sinergitas dari masyarakat, lembaga dan instansi untuk bisa berpartisipasi menanggulangi krisis air bersih di musim kemarau ini.

“Kalau dari perkiraan BMKG ini, musim kemarau berakhir pada Desember 2023. Kami terus berupaya agar kebutuhan air bersih warga yang terdampak bisa tersalurkan secara merata,” jelas Endang.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Grobogan mengalami dampak kekeringan di musim kemarau yang panjang ini.

Puluhan desa terdata telah mengirimkan permohonan bantuan ke BPBD Grobogan lantaran mengalami krisis air bersih di musim kemarau ini.

“Bagi desa yang sudah mengajukan permohonan, tetapi belum kami salurkan, akan segera kami realisasikan sembari menunggu tim verifikasi yang ada di lapangan, karena memang harus dilakukan dicek dulu di lapangan,” tutur Endang.

Tya wiedya