Dokter Soerja dan dr Ade melayani pertanyaan dari sejumlah awak media, usai acara diskusi. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), Dr dr R Soerja Hadijono Sp OG Sobsp Obginsos mengatakan, kecukupan mineral yang ada pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), sangat dibutuhkan bagi kesehatan janin dan ibunya, serta tumbuh kembang anak-anak.

Hal ini terkait dengan berbagai nutrisi esensial, yang terkandung di dalam air mineral itu, seperti kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, fluorida, dan sodium. Nutrisi itu sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh, produksi energi, serta menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Hal itu seperti yang disampaikannya, dalam diskusi media bertema ‘Pentingnya Konsumsi Air Minum Bagi Kesehatan Ibu Hamil, Bayi dan Anak’, yang diselenggarakan media online, Jateng Daily, di Kofitiére X Franco & Siena, Semarang, Rabu (23/8/2023).

BACA JUGA: Sering Dianggap Menganggu, Tapi Taukah Kamu Manfaat Tanaman Sarang Semut Bagi Kesehatan? Yuk Simak…

Menurut dokter spesialis kandungan yang juga Staf Bagian/KSM Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Undip-RSUP Dr Kariadi Semarang itu, produk AMDK tidak berbahaya bagi ibu hamil, bayi dan anak.

”Hingga saat ini kami belum pernah menemukan ada ibu hamil dan anak-anak, yang terkena penyakit karena mengkonsumsi AMDK,” kata dokter yang sudah berusia 70 tahun, namun masih enerjik ini.

Ditambahkan dia, air kemasan galon guna ulang (isi ulang), mengandung beberapa mineral yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh. Di antaranya magnesium, kalsium, natrium, dan selenium, yang memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh.

BACA JUGA: Bagi Pecinta Gorengan, Ini 5 Rekomendasi Kuliner Tahu Petis Enak di Semarang

Dokter Soerja menyampaikan, selama masa kehamilan, kebutuhan air akan meningkat. Hal ini diperlukan, untuk mendukung sirkulasi janin, produksi cairan ketuban, dan volume darah yang meningkat. Kebutuhan air untuk ibu hamil sangat dipengaruhi banyak faktor, seperti aktivitas ibu hamil, suhu lingkungan, dan tempat tinggal.

”Kebutuhan energi saat kehamilan rata-rata meningkat 300 kalori per hari. Sementara, manusia memerlukan 1-1.5 mililiter air per kalori yang dikonsumsi. Itu artinya, ibu hamil memerlukan setidaknya 300 mililiter asupan air tambahan, atau minimal 8-10 gelas setiap harinya,” tukas dia.

Sementara itu, dokter spesialis anak yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Korwil Semarang, dr Setya Dipayana Sp A menyebutkan, anak-anak juga membutuhkan air minum yang cukup, untuk mendukung kesehatan tubuhnya. Dia menuturkan, air pada tubuh anak menempati persentase yang besar, dari berat badannya.

BACA JUGA: Meredakan Gejala Maag, 4 Manfaat Jamu Beras Kencur Bagi Kesehatan Tubuh

Dokter Soerja, saat memberikan pemahaman tentang pentingnya mengonsumsi air mineral bagi ibu hamil, janin, dan anak-anak. Foto: riyan

Dipaparkan dr Ade, sapaan akrabnya, persentase air dalam tubuh anak lebih besar dibanding orang dewasa. Hal ini karena, luas permukaan tubuhnya yang lebih besar dan kandungan lemak yang lebih sedikit.

”Pada anak usia 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak 65-80 persen dari berat badan. Persentase ini akan berkurang, seiring bertambahnya usia, menjadi 55-60 persen saat remaja,” imbuhnya.

Secara umum jumlah kebutuhan cairan anak adalah 800 mililiter (ml) atau sekitar 2–3 gelas untuk anak usia 7–12 bulan, 1,3 liter atau sekitar 5 gelas untuk anak usia 1–3 tahun, 1,7 liter atau sekitar 6–7 gelas untuk anak usia 4–8 tahun, 2,1–2,4 liter atau 8–10 gelas untuk anak usia 9–13 tahun, 2,3–3,3 liter atau sekitar 9–13 gelas untuk anak usia diatas 14 tahun.

BACA JUGA: 4.000 Warga Lebuawu Ikuti Jalan Sehat HUT Ke-78 RI

Dijelaksan dia, cairan merupakan komponen yang penting, karena status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang perlu diperhatikan, pada beberapa kondisi, anak memerlukan masukan cairan yang lebih banyak, seperti saat olahraga, cuaca yang panas atau sangat dingin, dan saat berpergian jauh.

”Pada kondisi itu, perlu dipastikan anak memiliki akses untuk mengonsumsi cairan. Karena anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa, karena memiliki sensibilitas rasa haus yang lebih rendah, serta tidak dapat mengekspresikan rasa haus dengan baik,” tukasnya.

Karenanya dia juga merasa heran, jika ada pihak-pihak yang mengatakan, air kemasan galon guna ulang (isi ulang) itu, bisa membahayakan kesehatan anak.

”Sampai saat ini, saya tidak pernah menemukan pasien yang sakit hanya karena minum air galon guna ulang. Pendapat ini perlu pembuktian, dan itu tidak gampang,” tandasnya.

Riyan