SALATIGA (SUARABARU.ID) – Ribuan mahasiswa baru (maba) 2023 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara serempak mengikuti kegiatan penanaman pohon bersama Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), Jumat (18/08/2023) pagi.
Penanaman pohon ini menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam rangkaian Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) yang telah berlangsung selama empat hari.
Penyerahan bibit tanaman dari BLDF kepada UKSW dilaksanakan dalam acara ceremony di Asrama O Notohamidjojo, Blotongan. “Semoga penanaman pohon saat orientasi mahasiswa baru ini menjadi awal tumbuhnya rasa cinta lingkungan yang nantinya bisa menjadi salah satu garda terdepan dalam upaya meminimalkan dampak perubahan iklim. Harapan kami, bibit-bibit ini bisa tumbuh dan berkembang bersama prestasi mahasiswa-mahasiswa baru UKSW,” ungkap Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation, FX Supanji.
Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., yang hadir bersama Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian (KK) Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM, Ph.D. (AFHEA) dan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan (RIK) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., menyambut baik kolaborasi dengan BLDF untuk tetap berkomitmen menjaga lingkungan hijau di Kota Salatiga.
“Kedatangan mahasiswa baru di UKSW akan merekatkan relasi kampus, Kota Salatiga dan BLDF sebagai mitra UKSW. UKSW berharap dapat terus menjalin kemitraan yang harmonis dengan BLDF,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Rektor Intiyas juga menegaskan bahwa UKSW berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan program kerja UKSW Go Green. Kegiatan ini sebagai wujud persembahan civitas academica kepada Tuhan yang memberi kehidupan kepada UKSW.
Salah satu anggota tim Pengabdian Masyarakat OMB Sampoerno, S.Pd., M.Si., menuturkan bahwa penanaman pohon tersebar di lima titik di Kota Salatiga yaitu di lingkungan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) di Blotongan, Kampus UKSW di Jalan Diponegoro, Tingkir Tengah, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo, dan Belik Luwing.
“Akan ada setidaknya 500 pohon yang disediakan untuk penanaman pohon. Kemudian, setiap titik tanam akan dikerjakan oleh dua orang maba, sehingga 1000 maba akan melakukan kegiatan tanam pohon ini,” terangnya.
Adapun berbagai jenis pohon yang ditanam disesuaikan dengan lokasi penanaman pohon. Sampoerno menjelaskan bahwa pada titik tanam di lingkungan FTI dipilih pohon jenis trembesi, tabebuya, beringin, kepoh, gayam, jambu air sebagai tanaman konservasi di wilayah berlereng untuk pencegahan longsor.
Sementara itu, pohon kemuning, maduka dan kayu putih dipilih untuk ditanam di TPA Ngronggo untuk meminimalisir aroma tidak sedap. Lainnya, pohon konservasi air seperti pohon beringin, kepoh, dan gayam ditanam di Belik Luwing untuk pemeliharaan sumber mata air.
Merawat bumi