REMBANG (SUARABARU.ID) — Pada panen Perdana Tanaman Tebu Perhutani KPH Mantingan langsung melakukan penandatanganan kerja sama (MoU) dengan Pabrik Gula (PG) Kebonagung, Trangkil, Pati.
Selain kerja sama dengan PG Trangkil, Perhutani juga menandatangi kerjasama dengan LMDH Lestari Makmur Desa Tanjung, Rembang, di ruang rapat KPH Mantingan.
Hadir dalam penandatanganan PlH Adm Mantingan Yeni Ernaningsih S. Hut, Waka Adm Mantingan Dwi Anggoro Kasih, Kepala bagian tanaman Tebu PG Trangkil, Herman Hidayat, LMDH Lestari Makmur Desa Tanjung, BKPH Sudo, Kecamatan Sulang.
Waka Adm Mantingan, Dwi Anggoro Kasih menjelaskan bahwa, Keluasan tanaman tebu wilayah Mantingan saat ini 37,21 hektar dengan estimasi 67 ton per hektar. Dengan demikian untuk keluasan 37,21 hektar estimasi produktifitasnya di perkirakan mencapai 2.493,07 ton.
“Per kwintal untuk Tanaman Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) Perhutani dijual dengan harga Rp 76 ribu per kwintal termasuk biaya Tebang Muat Angkut (TMA) selama tanaman tebu ATM memenuhi standar dari PG Trangkil. Sedangkan tebu yang kena bencana kebakaran akan dibeli PG Trangkil dengan harga Rp 73 ribu per kwintal dalam masa giling,” jelas Dwi Anggoro Kasih kepada suarabaru.id Kamis, (10/8/2023).
Pada kesempatan itu, PLH Adm Mantingan Yeni Ernaningsih mengatakan bahwa penandatanganan ini adalah bentuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
“Disisi lain untuk tenaga bongkar muat dan angkutan kita kerjasamakan dengan LMDH. Karena LMDH juga merupakan mitra Perhutani selama ini,” ucap Yeni Ernaningsih.
Tanaman Agroforestry Tebu Mandiri, lanjut Yenirnaningsih, merupakan terobosan Perhutani dalam mengembangkan bisnis selain kayu jati.
“Hal ini juga ikut membantu pemerintah dalam ketersediaan kedaulatan pangan nasional utamanya kebutuhan gula dalam negeri,” imbuh Yeni Ernaningsih.
Sementara itu, Kepala bagian tanaman PG Trangkil,Pati, Herman Hidayat menyampaikan bahwa dengan adanya kerja sama yang disertai dengan penandatangan ini dapat mempermudah pabrik gula, untuk menambah keluasan tanaman tebu di wilayah Perhutani di Jawa Tengah.
“Kami juga berharap untuk peningkatan kerjasama ini menjadi sinergitas BUMN dengan Perseroan Terbatas (PT),masyarakat dan juga para pengusaha tebu lokal. bentuk kerjasama ini tetap menganut kaidah-kaidah dan kearifan lokal sesuai dengan karateristik wilayah masing-masing,” tandas Herman Hidayat.
Kudnadi Saputro