JEPARA (SUARABARU.ID) – Kematian saudara dan suaminya dalam waktu yang hampir bersamaan membuat Ratu Kalinyamat sangat berduka dan hatinya demikian terluka. Karena itu ia memohon keadilan dari Hyang Kuasa melalui ritual yang dalam Babad Tanah Jawa dilukiskan sebagai : Topo wudo. Kang minongko tapih, remanipun kaore lan medalaken prasetyo, mboten purun nganggo sinjang salaminipun gesang, yen Aryo Jipang dereng pejah”.

Dialog Budaya, Rainha de Japora, dari Jepara untuk Nusantara

Ritual itulah yang akan dipentaskan dalam Sendratari Ratu Kalinyamat yang akan digelar pada hari Sabtu tanggal 15 Juli 2023 pukul 19.30 WIB di Lapangan Kembang Jepara dengan ddidukung 60 penari “Dalam sentratari ini kami memaknai ritual topo wudo sebagai penyerahan total Sang Ratu atas keadilan dari Hyang Maha Kuasa,” ujar pimpinan produksi Indra Dewi yang selama ini dikenal sebagai pegiat seni

Menurut Indra Dewi, dalam laku ini Ratu Kalinyamat meninggalkan atribut keratuan dan keduniawinan agar bisa fokus untuk menghadirkan keadilan Allah dsalam persoalan yang dihadapi. Jadi Babad Tanah Jawa yang merupakan karya sastra ini tidak boleh ditafsirkan harfiah. Sebab Itu senyatanya hanya kiasan,” terangnya

Didin Ardiyansyah sesaat sebelum latihan

Pagelaran ini dihelat oleh Sanggar Tari Retno Kencono dan Gandrung Project dengan menampilkan Sianita Arighi, Sanggar Tari Kembang Goyang, dan Persekutuan Seni Merdeka.

Bertindak sebagai produser Bunda Shofi, Sutradara Didin Ardiyansyah, pimpinan produksi Indra Dewi, penata tari Yulia Seksiowati, Video Maping Hasan Elyanto, Tata Artistik Budi dkk, musim ilustrasi Wilojeng dan dokumentasi Gumilang.

Pagelaran ini menurut produser acara Bundha Sofhi, dipersembahkan kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk ikhtiar untuk menempatkan budaya dan seni sebagai pondasi dalam pembangunan karakter. “Karena itu dalam pegelaran ini penonton tidak dipungut biaya,” terang Bunda Sofhi

Latihan Sendratari Ratu Kalinyamat di Lapangan Kembang

Untuk mendukung sentratari ini, Selasa (11/7-2023) di Warung Mas Jenggo Jinggotan telah dilangsungkan Diskusi Budaya Rainha de Japora, Inspirasi dari Jepara untuk Nusantara yang menghadirkan narasumber Ulil Abshor, Ali Burhan, Hadi Priyanto dan Rusdiyan Yazid.

Dalam dialog yang mengkaji sosok Ratu Kalinyamat dari perspektif sejarah dan budaya diikuti pula oleh sejuml;ah pemagang peran dan pegiat buadaya. “Harapan kami dapat menjadi forum untuk memberikan pemahaman literasi sejarah tentang Sang Ratu, agar kita dapat memetik spirit kepahlawanan dan perjuangaanya. Salahsatunya adalah peran besar dalam syiar Islam dan sikapnya yang konsisten menentang penjajahan,” ujar Indra Dewi

Hadepe