JEPARA (SUARA BARU.ID) – Sedekah Bumi merupakan tradisi yang dilaksanakan turun- temurun dari nenek moyang, demikian juga di desa Tubanan,
Acara Sedekah Bumi digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME karena telah memberikan bumi tempat kita berpijak, dengan keadaan tanah yang subur dan segala rejeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan kebutuhan hidup manusia.
Karena rasa syukur itu, Senin Pahing, 10 Juli 2023 desa Tubanan mengadakan acara Sedekah Bumi. Seminggu sebelumnya dilakukan Manganan di Punden Denem Tubanan. Manganan bertujuan mendoakan arwah leluhur desa Tubanan Mbah Ki Agung Alim.
Dalam acara tersebut diisi dengan doa dan makan bersama sebagai wujud syukur, kebersamaan dan kerukunan masyarakat desa Tubanan.
Sedekah Bumi desa Tubanan kali ini sangat meriah dengan agenda acara ; Minggu malam, 9 Juli 2023 Rebana Klasik dan Rebana Jidur.
Senin pagi diisi dengan pentas seni (seni tari, gerak lagu, pantomim, tong tek, bela diri dan karawitan) anak-anak dan dewasa dari SD/MI, Ibu-ibu PKK, dan masyarakat.
Suasana pentas seni sangat meriah, penonton terpukau melihat penampilan pengisi acara.
Petinggi Tubanan Untung Pramono dalam sambutannya mengatakan, kita harus ingat perjuangan leluhur kita, nguri- uri/ melestarikan budaya Jawa, budaya yang ada di desa kita di antaranya yaitu Sedekah Bumi.
“Di samping doa dan syukur kita kepada Tuhan YME, Sedekah Bumi juga bertujuan untuk menumbuhkan nilai- nilai gotong royong dan persatuan, yaitu menjaga kerukunan antar anggota masyarakat, ujar Untung Pramono
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat desa Tubanan atas terselenggaranya acara Sedekah Bumi. Mari bersama- sama mengentaskan desa Tubanan dari kasus stunting, ini merupakan tugas kita bersama, ujar Camat Kembang Anwar Sadat,SSTP,MH dalam sambutannya.
Pukul 13.00- 16.00 dilanjutkan pagelaran tayub dan Kirab Gunungan dengan jumlah 60 gunungan, acara ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat ; Petinggi, Carik, perangkat, RT, RW, dan seluruh lembaga serta masyarakat desa Tubanan.
Masing-masing lembaga membawa gunungan sebagai simbol kemakmuran desa Tubanan yang mayoritas penduduknya petani. Gunungan dibuat di wilayah masing-masing sehari sebelumnya, masyarakat antusias mengikuti proses pembuatan gunungan sampai pelaksanaan Kirab Gunungan.
Ini merupakan budaya gotong royong masyarakat desa Tubanan yang juga harus selalu dipupuk, tanpa gotong royong dan kerja keras masyarakat kegiatan tidak dapat terlaksana dengan baik.
Semoga acara Sedekah Bumi dapat terlaksana di tahun- tahun mendatang dengan Kirab Budaya & Gunungan lebih meriah lagi, ujar Gufron,S.Pd.I ketua panitia.
Start Kirab Gunungan di perempatan dukuh Duren, kendaraan peserta kirab budaya berjajar sampai ke alun-alun desa. Linmas didampingi Babhinsa dan Babinkamtibmas mengatur kendaraan peserta Kirab Gunungan.
Kirab Gunungan dibuka dengan doa bersama dipimpin oleh Kamituwo Suyigno, doa bersama sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rahmad, bumi yang subur dan masyarakat damai. Juga memohon keberkahan rejeki, kesehatan dan keselamatan kepada Tuhan YME.
Kirab Gunungan mengelilingi desa Tubanan, di awali dari dukuh Duren – Krajan – Timbul – Duren – Sekuping dan finish dibagi empat di wilayah masing-masing.
Selesai Kirab, Gunungan diturunkan di wilayah masing-masing, kemudian masyarakat berebut hasil bumi yang terdapat di gunungan, sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya. Masyarakat beranggapan akan mendapatkan keberkahan dari hasil bumi yang terdapat pada gunungan setelah doa bersama.
Ketua BPD desa Tubanan Sutrisna mengatakan, Sedekah Bumi merupakan budaya yang harus dilestarikan, Kirab Gunungan sebagai wujud syukur masyarakat Tubanan atas hasil pertanian yang melimpah, tambahnya.”
Sementara di petinggen pagelaran tayub diakhiri dengan rengkek- rengkek, Petinggi beserta perangkat berputar mengelilingi panggung, dengan menyebarkan beras kuning pertanda kemakmuran desa Tubanan.
Malam hari dilanjutkan pagelaran wayang kulit, namun sebelumnya diisi sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan, pemberian santunan kepada keluarga meninggal (Takeman RT 04 RW 06) sebesar Rp 42.000.000,00 dan peserta yang mengalami kecelakaan kerja (Darminto RT 04 RW 07) sebesar Rp 23.000.000,00.
Pemberian santunan oleh Tri Aji Pamungkas petugas BPJS Ketenagakerjaan kepada keluarga meninggal didampingi Petinggi Tubanan Untung Pramono.
Pagelaran wayang kulit Ki Dalang Joko Supriyadi didampingi lima waranggana, suasana pagelaran sangat meriah. Masyarakat berbondong- bondong menyaksikan pagelaran wayang kulit yang menjadi tradisi dalam acara Sedekah Bumi di desa Tubanan.
Tradisi Sedekah Bumi merupakan warisan budaya nenek moyang yang harus dilestarikan, Kirab Gunungan sebagai wujud rasa syukur, kerukunan, kebersamaan, dan persatuan dalam keberagaman masyarakat desa Tubanan.
Harapannya dengan Sedekah Bumi akan terwujud masyarakat yang selalu bersyukur, desa Tubanan yang Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja.
Hadepe – Rofiatun