KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Pengguna layanan pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standar ( Qris) di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebanyak 117 persen.
Bank Indonesia (BI) menargetkan pengguna baru layanan di tahun 2023 ini dapat mencapai 45 juta pengguna. Dan, saat ini untuk seluruh wilayah Indonesia pengguna Qris tersebut baru mencapai sebanyak 36 juta. Dari jumlah tersebut, pengguna layanan Qris di Jateng saat ini mencapai 26 juta orang.
“Sebagian besar pengguna layanan pembayaran secara digital tersebut merupakan pelaku UMKM. Penggunaan Qris tersebut diarahkan kepada para pelaku UMKM, yakni pelaku usaha mikro dan ultra mikro,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono pada acara Angkringan Digital di Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Jumat ( 7/7/2023).
Doni mengatakan,meskipun pengguna layanan Qris di Jateng terus mengalami pertumbuhan sebesar 117 persen, pihaknya berharap pengguna Qris tersebut terus meningkat.
Di sisi lain, Bank Indonesia juga mendukung di sektor pariwisata khususnya di Borobudur untuk dikelola sebagai pariwisata yang berkualitas, bukan kuantitas pariwisata.
“BI dan pemerintah melihat Borobudur ini harus dikelola sebagai quality tourism bukan kuantitas tourism. Kami ( BI) mendukung Borobudur itu jangan dijamah banyak orang ,” katanya.
Menurutnya, BI mempunyai empat strategi dalam rangka mendukung pariwisata yang ada. Seperti yang dilakukan BI yang bersinergi dengan Komisi XI DPR RI dan Pemerintah Provinsi Jateng yakni menggelar “Ängkringan Digital” yang mengambil tema “Peran Digitalisasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jateng Melalui Pariwisata.”
“Selain itu, BI juga memperkenalkan pariwisata di Indonesia dengan bekerjasama dengan para duta besar di berbagai negara.Dan, juga kita mengembangkan UMKM-nya,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jateng, Dadang Sumantri mengatakan, sebagai salah satu upaya mendukung kawasan pariwisata super prioritas, pemerintah melakukan penataan di dalam kawasan Candi Borobudur.
Yakni, agar para wisatawan tidak hanya masuk ke di dalam Candi Borobudurn saja , dengan membangun destinasi-destinasi baru di sekitar kawasan Candi Borobudur, baik dalam aspek budaya.
“Juga ada beberapa kegiatan penunjang seperti pembangunan poros Candi Mendut- Borobudur dan beberapa desa wisata yang ada di sekitar Candi Borobudur,”kata Dadang.
Menurutnya, di sekitar kawasan Candi Borobudur saat ini terdapat 20 desa wisata dengan kearifan lokalnya yang bisa di eksplor oleh para wisatawan.
“Bagaimana Borobudur ini disokong dari lingkungannya, untuk mendukung kegiatan wisata di sekitar kawasan candi,”katanya.
Ia menambahkan, PT Taman Wisata Candi Borobudur selaku pengelola Taman Candi Borobudur juga telah melakukan pengaturan kunjungan wisatawan, seperti melakukan pembatasan jumlah wisatawan yang naik ke bangunan candi, yakni tidak lebih 150 orang per harinya.
“Harapannya, dengan adanya pengaturan wisatawan tersebut nantinya, anak cucu kita masih bisa melihat,tidak hanya cerita Borobudur di kertas saja. Tetapi, bisa melihat secara nyata,”katanya.
Acara “ Angkringan Digital” yang dilaksanakan di Taman Lumbini, kompleks Zona II Candi Borobudur dengan menghadirkan narasumber, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng, Rahmat Dwisaputra, dan bintang tamu Ipda Herman Basuki, anggota Polresta Magelang.W. Cahyono