blank
Ilustrasi seorang anak terluka. Foto: Freepik

SEMARANG (SUARABARU.ID- Luka merupakan kerusakan pada fungsi perlindungan kulit disertai hilangnya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu tekanan, sayatan dan luka karena operasi.

Saat mengalami luka, sebagian orang biasanya menggunakan larutan alkohol untuk membersihkan luka tersebut. Sebenarnya, alkohol memang memiliki efek antiseptik yang mampu membunuh bakteri penyebab infeksi.

Akan tetapi, penggunaan alkohol untuk membersihkan luka ternyata tidak dibenarkan. Karena alkohol dapat merusak jaringan sehat disekitar luka serta menimbulkan rasa perih hingga memicu peradangan.

Baca Juga: Dapat Mempercepat Penyembuhan Luka, Ini 6 Manfaat Daun Sendok bagi Kesehatan

Alih-alih mempercepat pemulihan, alkohol untuk luka justru berpotensi membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih lama. Hal yang sama juga dapat terjadi saat Anda menggunakan cairan antiseptik yang mengandung hidrogen peroksida, seperti dilansir pada laman Cleveland Clinic.

Lantas, bagaimana cara memiliki cairan pembersih luka yang aman? Melansir dari National Health Service dan nursingtimes.net, berikut pembahasannya.

1. Air

Air dapat digunakan sebagai pembersih luka alami. Terutama pada kasus luka ringan atau goresan kecil yang tidak menimbulkan perdarahan hebat. Akan tetapi, Anda perlu hati-hati dalam memilih air yang digunakan. Pilihlah air yang biasa digunakan untuk minum. Hindari penggunaan air keran atau air sungai untuk menghindari kontaminasi bakteri pemicu infeksi pada luka.

Baca Juga: Sering Jadi Obat Luka, Ini 5 Manfaat Sirih Cina yang Jarang Diketahui

2. Povidone iodin

Povidone iodin atau betadine merupakan cairan yang paling sering digunakan untuk membersihkan luka. Sebab, cairan ini memiliki efek anti mikroba yang bisa mencegah penyebab infeksi, seperti bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus), dermatophytes, jamur, dan virus. Anda bisa menggunakan cairan betadine untuk luka terbuka akibat gigitan, tusukan, goresan, dan luka tembak.

Akan tetapi, penggunaan betadine sebaiknya tidak digunakan selama lebih dari 7 hari berturut-turut. Sebab, agen sitotoksik pada povidone iodine dapat memperlambat waktu penyembuhan. Tak hanya itu, cairan ini juga bisa menyebabkan iritasi, kering, dan perubahan warna kulit.

3. Natrium Klorida atau Saline

Disebut juga sebagai air infus, natrium klorida yang memiliki kandungan 0,9% dapat menjadi pilihan cairan pembersih yang paling aman pada hampir semua jenis luka. Pasalnya, cairan NaCL memiliki sifat yang mirip dengan air dengan kadar toksik yang lebih rendah dibandingkan dengan cairan pembersih lainnya, sehingga tidak akan mengganggu proses penyembuhan.

Baca Juga:Putih Telur Bisa Obati Luka Bakar, Benar atau Hoaks?

NaCL juga tidak berpotensi menimbulkan reaksi alergi pada kulit atau mengubah kadar flora di kulit. Meski begitu, NaCL tidak memiliki fungsi antibakteri, sehingga tidak bisa digunakan untuk membersihkan luka nekrosis atau luka yang kotor.

4. Octenidine

Cairan octenidine dapat digunakan untuk membersihkan luka pada permukaan kulit, kecuali luka yang berada di dekat saluran sinus. Octenidine juga mampu mempercepat proses penyembuhan luka setta ampuh mencegah infeksi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) dan S. aureus.

Itulah tadi pembahasan tentang empat jenis cairan pembersih luka yang ampuh. Jika Anda mengalami luka yang kronis atau terbuka lebar, segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat!

Claudia