blank
WR 1 Universitas Muria Kudus. foto: UMK

KUDUS (SUARABARU.ID) – Wakil Rektor 1 Universitas Muria Kudus (UMK), Sulistyowati akhirnya buka suara atas dugaan intimidasi yang dilakukannya terhadap Annisya’ Qonaah, wisudawan terbaik PGSD dalam gladi bersih prosesi wisuda. Sulistyowati menyebut, informasi yang menyebutkan dirinya melakukan intimidasi hanyalah fitnah.

Sulistyowati menegaskan apa yang dilakukan terhadap Annisya’ adalah upaya untuk memastikan bahwa pelaksanaan wisuda UMK yang digelar Selasa (30/5) hari ini berlangsung lancer. Dia juga ingin memastikan agar Annisya’ tidak membikin kegaduhan dengan membaca puisi sebagaimana yang dilakukan dalam pelepasan wisudawan-wisudawati di tingkat Fakultas beberapa waktu lalu.

‘Narasi itu hanya fitnah. Semua panitia saat gladi memang harus memastikan tidak ada kegaduhan saat prosesi wisuda seperti saat pelepasan wisudawan tingkat  fakultas,”ujar Sulistyowati saat dikonfirmasi, Selasa (30/5) pagi.

Sulistyowati mengatakan, pihaknya merasa berhak menanyakan apakah Annisya’ akan membacakan puisi lagi saat memberi sambutan sebagai wisudawan terbaik PGSD. Karena Sulistyoawati ingin semua pihak harus patuh pada tata tertib yang sudah ditentukan saat awal gladi.

“Kami berhak menanyakan apakah yang bersangkutan akan baca puisi lagi,”tukas Sulistyowati.

Baca Juga: WR 1 UMK Diduga Intimidasi Mahasiswa, Singgung Orang Tua yang Sudah Meninggal

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sorang wisudawati Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK), Annisya’ Qona’ah, mengaku ‘diintimidasi’ oleh Wakil Rektor (WR) 1, Sulistiyowati. Yang cukup memprihatinkan, WR 1 sempat menyinggung orang tua Annisya’ yang sudah meninggal dunia.

Annisya’ yang merupakan calon wisudawan terbaik, mengaku didatangi WR 1 pada saat melakukan gladi bersih wisuda di UMK, Senin (29/5). Hal ini lantaran Annisya’ sempat membuat kehebohan saat pelepasan wisudawan di tingkat fakultas beberapa waktu lalu. Saat itu, Annisya’ yang didapuk memberikan sambutan, ternyata membacakan puisi bernada protes atas pemecatan Kaprodi PGSD, Siti Masfuah oleh pihak Yayasan.

Dalam sebuah rekaman yang beredar, Annisya’ menceritakan dirinya didatangi oleh WR 1 UMK, seiring statusnya sebagai wisudawan terbaik dari PGSD.  Dia mengatakan, awalnya wisudawan terbaik maju ke atas panggung. Dirinya yang merupakan wisudawan terbaik dari PGSD, juga ikut naik ke panggung. Pada saat itulah, WR 1 bertanya wisudawan terbaik dari PGSD.

“Awalnya gladi bersih wisudawan terbaik disuruh maju, waktu di atas panggung beliau (WR 1) tanya, ‘yang PGSD ada apa gak?’ Lalu saya jawab, ‘ada bu, saya’. Kemudian belaiau terus mlengos langsung diam,” tutur Annisya.

Annisya’ kemudian melanjutkan ceritanya, setelah acara gladi bersih selesai, wisudawan terbaik tidak boleh keluar. WR 1 kemudian mendatangi Annisya dan bertanya, apa benar dia mahasiswi PGSD.

“Sebelum dibubarkan semua, beliau mendatangi saya. ‘Kamu yang dari PGSD?’

Saya jawab, ‘iya bu’. ‘Kamu baca puisi lagi apa gak?’ Saya jawab lagi, ‘gak bu’. Beliau tanya lagi, ‘baca puisi lagi apa gak?’ Kalau tidak salah hingga tiga kali,” ceritanya.

Baca Juga: Tiga Tersangka Kasus Pencucian Uang Kampus UMK Dilimpahkan ke Kejaksaan

WR 1, kata Annisya’, kemudian bertanya terkait siapa orang yang menyuruh Annisya membaca puisi dalam acara pelepasan wisudawan PGSD beberapa waktu lalu. Dan Annisya mengaku tidak ada yang menyuruh dirinya.

“Terus beliau tanya lagi, ‘yang suruh kamu siapa?’ Gak ada bu. ‘Siapa, Fajri?’ ‘Mboten bu’. ‘Sopo Fuah (Siti Masfuah, Kaprodi PGSD)?’ ‘Tidak bu’,” jawab Annisya.

WR1 itu kemudian kembali memastikan Annisya tidak lagi membaca puisi di acara Wisuda Universitas. Dan Annisya mengaku tidak membaca puisi lagi di acara wisuda universitas yang digelar besok (30/5).

“Lalu beliau mengatakan, ‘kalau besok kamu baca, saya ada intel di sana lho,’ katanya sambil menunjuk ke arah timur. Terus saya ngangguk,” bebernya.

Annisya melanjutkan cerita, pertanyaan WR 1 berlanjut ke ranah pribadinya. Ia ditanya siapa yang akan menghadiri wisudanya besok. Dan dia memberitahukan bahwa besok ada kakaknya yang akan menghadiri wisuda.

“Beliau tanya, ‘besok yang memghadiri siapa?’ ‘Kakak, Bu’. ‘Orang tuamu mana?’ ‘Orang tua sudah meninggal, Bu’. ‘Ora due wong tua re, wani-wani‘. Terus saya diam saja,” terangnya.

Annisya juga ditanya alamat rumah dan diminta untuk membuka masker agar terlihat wajahnya. Dia hanya mengaku bahwa dirinya asli orang Kudus.

“Beliau juga tanya, ‘rumahmu mana?’ ‘Rumah saya Kudus, Bu’. ‘Rumahmu mana?’ ‘Saya asli Kudus, Bu, di Getas’. Terus sebelum pergi beliau meminta saya membuka masker. ‘Buka re maskermu, saya pengen tahu wajahmu’. Setelah saya buka, beliau terus mlengos pergi,” tambahnya.

Annisya’ yang berpidato dalam Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati PGSD memang sempat menyelipkan puisi untuk Siti Masfuah, dosen PGSD yang telah dipecat. Dia memberanikan diri membacakan puisi dukungan itu, karena dosennya itu sangat berjasa.

Annisy’a didapuk mewakili wisudawan untuk menyampaikan pidato di acara yang digelar di Auditorium UMK, Selasa (9/5), karena menjadi wisudawan terbaik. Dia bersama dengan mahasiswa lain, khususnya mahasiswa PGSD, mengaku sangat kehilangan atas pemecatan Siti Masfuah, yang juga menjadi Ketua Program Studi (Kaprodi) PGSD, tempat dirinya belajar.

Sementara itu, pemecatan terhadap Siti Masfuah telah dicabut oleh Yayasan Pembina UMK pada 15 Mei 2023. Status Masfuah sebagai Kaprodi PGSD dan dosen tetap juga dikembalikan. Dirinya pun telah kembali ke UMK pada 16 Mei 2023, dan disambut gembira para dosen dan mahasiswa di PGSD.

Ali Bustomi