blank
Jenazah korban ditemukan di tengah rimbunan padi di Desa Pendem, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Minggu 28 Mei 2023. Foto: Humas Polres Grobogan

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sesosok mayat ditemukan meninggal di persawahan Desa Pendem, Ngaringan, Grobogan, Minggu (28/5/2023). Korban meninggal ketika sedang menyemprot hama, dan saat ditemukan mesin semprot masih berbunyi.

Menurut keterangan Kapolres Grobogan melalui Kapolsek Grobogan AKP Mujiyadari, jasad yang ditemukan ini adalah petani yang berasal dari Ngaringan, Kabupaten Grobogan

Kejadian ini diketahui pertama kali oleh petani lain yakni, Ngadiyono (47) dan Nur Muklis (48) yang sawahnya bersebelahan dengan korban sedang mengobrol. Mereka mendengar suara alat semprot hama, tetapi tidak kelihatan orangnya.

Baca juga Kebakaran Lagi di Grobogan, Rumah Limasan Hangus Termasuk Uang Tunai Rp 15 Juta

‘’Kedua saksi mendengar suara mesin semprot hama yang masih berbunyi, kemudian keduanya mencari sumber suara tersebut,’’ kata AKP Mujiyadari.

Ketika mereka melakukan cek ke arah suara, keduanya menemukan sosok pria setengah baya dalam posisi telungkup di pematang sawah yang berada di tengah rimbunan padi dengan ketinggian 80 cm.

‘’Setelah dicek, korban ternyata sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kedua saksi kemudian membawa korban dengan cara dibopong dan dipindahkan,” ujar Kapolsek Ngaringan.

Kedua petani ini membawa korban ke tanggul dekat irigasi pengairan tak jauh dari lokasi penemuan korban. “Saksi mengenali korban dengan memberitahukan kepada pihak keluarga. Jasad korban dibawa ke rumah duka dengan mobil ambulan milik Puskesmas Ngaringan,” tutur Kapolsek.

Petugas Inafis Polres Grobogan dan unit Reskrim Polsek Ngaringan beserta tim medis dari Puskesmas Ngaringan langsung melakukan olah TKP dan memeriksa jasad korban.

‘’Dari pemeriksaan petugas yang terkait, tidak ditemukan adanya tanda penganiayaan pada tubuh korban. Korban meninggal dunia diduga akibat serangan jantung,’’ ujar AKP Mujiyadari.

Dari penuturan keluarga, korban kerap mengeluh sakit di badannya. Namun, pihak keluarga mengaku ikhlas dengan kepergian korban dan menolak dilakukan visum.

‘’Selanjutnya korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan prosesi pemakaman sebagaimana mestinya,’’ tutup AKP Mujiyadari.

Tya Wiedya