SEMARANG (SUARABARU.ID) – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) menggelar Seminar Pencegahan Pernikahan Dini di Aula Joglo SMK Negeri 11 Semarang, baru-baru ini.
Kegiatan ini menghadirkan Duta Generasi Berencana Calvin Syahputra Saragih dan Zhafira Alya Bintari Putri sebagai pemateri. Hadir dalam kegiatan, Kepala SMK Negeri 11 Semarang Drs Luluk wibowo ST MT serta dosen Ilkom USM, Ami Saptiyono SIkom MIkom.
Ketua pelaksana, Wildan mengatakan, kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenai arti pernikahan dini. Dia mengapresiasi antusiasme para peserta saat mengikuti kegiatan.
“Seluruh peserta aktif dan berkomunikasi dengan baik selama acara berjalan. Kami berharap, ilmu dan informasi yang diberikan dapat diimplementasikan dan disebarkan kepada orang-orang di sekitar mereka sehingga dapat memberikan dampak positif,” ujarnya.
Dalam materinya, Zhafira Alya Bintari Putri mengatakan, salah satu faktor penyebab rentannya pernikahan dini adalah tidak ada kesadaran pada diri sendiri yang dapat berpotensi menimbulkan masalah di dalam rumah tangga.
Misalnya kurang mampu mengendalikan emosi, tidak bisa memecahkan masalah, dan rendahnya kemampuan dalam mencari solusi sehingga mampu memicu terjadinya pertengkaran pasangan suami istri. Hal itu dapat berujung pada perceraian.
“Pengaruh lingkungan, budaya, dan pergaulan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini. Beberapa masyarakat yang menganggap bahwa pernikahan bisa dilakukan jika saling suka dan tidak perlu menunggu waktu lama asal kedua insan siap. Namun pada kenyataannya, pernikahan adalah sebuah langkah yang memerlukan kesiapan lahir, batin, dan berbagai faktor eksternal.” ujarnya.
Hal serupa dikatakan Duta Generasi Berencana Calvin Syahputra Saragih. Menurutnya, banyak pemuda-pemudi yang terlena akan kebahagiaan dan kenyamaan sesaat di pernikahan dini.
”Ini adalah hal yang salah, karena tidak memikirkan bagaimana ekonomi keluarga mereka di masa depan. Hubungan pernikahan tidak hanya tentang diri sendiri, melainkan ada pasangan bahkan buah hati yang keperluan-keperluannya perlu untuk dicukupi. Jadi, mewujudkan mimpi itu jauh lebih baik daripada menikah di usia dini,”pungkas Calvin.
Muhaimin