blank

SUARABARU.ID Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Sultan Agung (RSIGM SA) menyelenggarakan Pelatihan PITC (Provider Initiated Testing and Counselling) HIV/AIDS bagi Tenaga Kesehatan. Acara yang dihelat Sabtu (13/5) tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai kota termasuk RSGM UHT, RSGM UGM, Konawe, serta alumni Kedokteran Gigi Unissula.

Direktur RSIGM Sultan Agung drg Kusuma Arbianti MM menegaskan bahwa RSIGM Sultan Agung telah mencanangkan sebagai Rumah Sakit Gigi dan Mulut Ramah orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) pertama di Indonesia yang siap melayani pasien gigi dan mulut dengan HIV/AIDS. “Sarana prasarana yang telah memadai. Selain itu juga memiliki SDM berkualitas dengan dua orang dokter gigi konselor HIV/AIDS profesional”, ungkapnya.

RSIGM Sultan Agung saat ini juga telah menerima rujukan dari berbagai fasilitas kesehatan dan daerah dalam penanganan maupun pemeriksaan/pengobatan kesehatan gigi dan mulut pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Kegiatan ini mengundang pakar kompeten antara lain dr Retty Kharisma Sari SpPD (RSUP Dr Kariadi), drg Rochman Mujayanto SpPM (Konselor HIV/AIDS RSIGM Sultan Agung), dan Edy Purwanto SKM MSc PH (PKVHI Jawa Tengah).

Ketua PKVHI (Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia) Didik Suwarsono SKM MHKes menyampaikan PKVHI adalah organisasi yang berperan sebagai pemberi layanan konseling HIV di Indonesia yang bermitra dengan Kemenkes, Dinkes maupun perhimpunan terkait yang memiliki tujuan dalam upaya pengendalian HIV-AIDS.

Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan tiga zero bagi ODHA semakin digencarkan. Tiga zero itu meliputi, zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi menuju Indonesia bebas AIDS pada 2030.

Pentingnya peran tenaga kesehatan (dokter, perawat dan bidan) dalam melakukan deteksi dini HIV menjadi semakin penting karena banyak orang dengan HIV AIDS yang membutuhkan layanan medis dan belum diketahui status HIV-nya. Layanan PITC merupakan salah satu layanan yang memudahkan dan mempercepat diagnosis, penatalaksanaan, dan sudah berkembang luas di sejumlah negara dengan tingkat epidemi HIV yang tinggi.

Dengan adanya pelatihan ini diharapkan RSIGM Ramah ODHA dapat semakin dikenal bagi tenaga kesehatan maupun orang dengan HIV/AIDS yang membutuhkan perawatan gigi dan mulut.