blank
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Kudus Dr Kisbiyanto. foto:dok

KUDUS (SUARABARU.ID) – Proses transformasi IAIN Kudus menjadi UIN Sunan Kudus terus berjalan. Proposal transformasi menuju UIN tersebut kini tengah menunggu persetujuan dari Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

“Proposal transformasi sudah disetujui oleh Kementerian Agama. Saat ini prosesnya tengah menunggu persetujuan Kementerian PAN dan RB dan setelah itu Kementerian Keuangan,”kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr Kisbiyanto, Selasa (10/5).

Kisbiyanto menyebutkan, jika tidak ada kendala berarti, proses transformasi IAIN Kudus menjadi UIN Sunan Kudus tersebut diharapkan bisa rampung paling cepat akhir tahun ini.

Transformasi IAIN menjadi UIN dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan proses integrasi ilmu agama Islam dengan ilmu lain serta mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Apalagi IAIN Kudus sudah memenuhi syarat yang ditentukan untuk bertransformasi menjadi UIN seperti jumlah dosen yang berstatus doktor dan guru besar, akreditasi maupun ketentuan lainnya.

“Secara persyaratan, IAIN Kudus telah memenuhinya,”ungkap Kisbiyanto.

Sementara, untuk nama Sunan Kudus jika proses transformasi nanti dilaksanakan, menurut Kisbiyanto sudah pakem. Dzurriyah (keturunan) Sunan Kudus atau pihak-pihak lain yang terkait, sudah memberikan persetujuan baik lisan maupun tertulis.

“Namanya sudah pakem, yakni UIN Sunan Kudus. Karena dzurriyah Sunan Kudus sudah menyetujui lisan atau tertulis. Sebagaimana disyaratkan negara, penggunaan nama seseorang untuk lembaga seperti perguruan tinggi harus mendapatkan izin dari keturunannya,”tukasnya.

Sebagaimana diketahui, IAIN Kudus memiliki sejarah cukup panjang. Berdiri sejak 1963, IAIN Kudus semula adalah Fakultas Tarbiyah cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Pada tahun 1969, bertambah fakultas Ushuluddin yang juga merupakan cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada tahun 1970, berdiri IAIN Walisongo Semarang, yang memboyong Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Kudus.

Hingga 21 maret 1987,  Presiden mengeluarkan kepres, yang mana  seluruh Fakultas cabang menjadi Sekolah Tinggi Negeri mandiri. Dan akhirnya berdirilah STAIN Kudus.

Tahun 2018, STAIN Kudus bertransformasi IAIN Kudus. Dan sekarang IAIN Kudus sudah menyampaikan proposal transformasi perubahan menjadi UIN Kudus.

“Semoga proses transformasi ini berjalan dengan lancar,”pungkas Kisbiyanto.

Ali Bustomi