MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota mengajak Ketua RT dan RW se-Kota Magelang untuk membangun sistem organisasi dengan rapi. Ini untuk membangun kepercayaan masyarakat.
Ajakan Muchamad Nur Azis itu disampaikan pada acara ‘Ngopi Bareng Pak Wali Bersama Ketua RT dan RW se-Kota Magelang’ di GOR Samapta Sanden, beberapa hari lalu.
Menurutnya, warga yang melaporkan segala sesuatu kepada RT/RW setempat artinya, warga percaya dengan pemimpin di wilayah masing-masing. Jika RT/RW tidak bisa, kemudian dilanjutkan ke Lurah/Camat dan terakhir ke Wali Kota.
‘’Sistem organisasi harus kita bangun karena, kebagusan atau kerapian itu akan menjadikan Kota Magelang luar biasa,’’ katanya.
Selain itu, lanjut Azis yang juga dokter spesialis penyakit dalam, Ketua RT/RW juga harus berani menegur warganya yang berbuat menyalahi peraturan. Misalnya bukan suami istri tapi tinggal bersama satu rumah. Kalau tidak ditegur, maka akan menimbulkan dampak luar biasa.
‘’Panjenengan harus berani menegur kemaksiatan. Kalau ada warga yang menyalahi Perda segera panggil Satpol PP,’’ tegasnya.
Menurutnya, di era saat ini, Ketua RT/RW diajak untuk ikut berpikir membangun Kota Magelang (bottom up)., Berbeda dengan pembangunan dahulu yang cenderung top down.
‘’Perlu perubahan mindset. Kalau dulu pembangunan top down sekarang diajak berpikir,’’ ungkapnya.
Dia menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut mendukung pembangunan Kota Magelang, terutama di jajaran Forkopimda dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat.
Untuk lebih nyawiji dengan masyarakat, Aziz akan berkantor di kantor Kelurahan se Kota Magelang usai Idul Fitri.
Diakhir acara, Wali Kota Muchamad Nur Aziz secara simbolis menyerahkan honor RT/RW.
Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang mengutarakan, Ketua RT/RW adalah orang-orang terdepan di masyarakat, sama dengan anggota Babinsa (Polri) dan Bhabinkamtibmas (TNI) yang menjadi partner kerja di lapangan.
‘’Banyak hal di masyarakat yang harusnya RT/RW jadi perpanjangan lidah, tapi masih belum sepenuhnya berjalan,’’ katanya.
Yolanda mencontohkan, di Kampung Dumpoh ada warga yang sudah 2 tahun berjualan obat mercon, tapi sayangnya tidak dilaporkan ke polisi.
Padahal kalau dikomunikasikan maka akan lebih mudah ditangani, sekecil apapun peristiwa itu di lingkungan masing-masing.
‘’Jangan dianggap sepele, tapi kita tidak memikirkan dampak besarnya,’’ terangnya. (pemkotmgl)