Teranyar, KPK melakukan OTT terhadap beberapa pejabat yang memiliki keuasaan dan wewenang tetapi disalahgunakan, seperti Walikota Bandung, Pejabat Direktorat Jendral Kerata Api, Bupati Kepulauan Meranti- Riau. Juga menangani pejabat pajak dan Gubernur Papua. Yang menyesakan dada, mereka semua memiliki harta yang melimpah, miliaran, bahkan puluhan milyar.
Faktor apa yang jadi penyebabnya?
Faktor penyebab korupsi eksternal, salah satunya adalah organisasi tempat koruptor berada. Biasanya, organisasi ini memberi andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau kesempatan. Sedangkan faktor internal, sifat serakah (tamak), rakus manusia, gaya hidup konsumtif dan moral yang lemah.
Alasan seseorang korupsi bisa beragam, namun secara singkat dikenal teori GONE untuk menjelaskan faktor penyebab korupsi. Teori GONE yang dikemukakan oleh penulis Jack Bologna adalah singkatan dari Greedy (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).
Teori GONE mengungkapkan bahwa seseorang yang korupsi pada dasarnya serakah dan tak pernah puas. Tidak pernah ada kata cukup dalam diri koruptor yang serakah. Keserakahan ditimpali dengan kesempatan, maka akan menjadi katalisator terjadinya tindak pidana korupsi.
Setelah serakah dan adanya kesempatan, seseorang berisiko melakukan korupsi jika ada gaya hidup yang berlebihan serta pengungkapan atau penindakan atas pelaku yang tidak mampu menimbulkan efek jera.
Karena memiliki kekuasaan dan wewenang di organisasinya yang begitu besar, peranan faktor internal akan muncul dan peluang terbuka, kesempatan ada.
Pertama, sifat serakah manusia. Keserakahan dan tamak adalah sifat yang membuat seseorang selalu tidak merasa cukup, puas atas apa yang dimiliki, selalu ingin lebih. Dengan sifat tamak, seseorang menjadi berlebihan mencintai harta. Padahal bisa jadi hartanya sudah banyak atau jabatannya sudah tinggi.
Dominasi sifat tamak membuat seseorang tidak lagi memperhitungkan halal dan haram dalam mencari rezeki. Sifat ini menjadikan korupsi adalah kejahatan yang dilakukan para profesional, pejabat tinggi, dan hidup berkecukupan.