KOTA MUNGKID ( SUARABARU.ID)- Dua dari empat jasad korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari yang berhasil terindentifasi oleh tim DVI Polri, dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo Kota Magelang, Selasa ( 11/4/2024). Kedua korban tersebut, yakni Theresia Dewi (47) dan anaknya, Okta Ali Abrianto (31).
Sebelum dimakamkan di TPU Giriloyo, kakak korban Yusuf Edy Gunawan didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta perangkat Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang menjemput kedua jasad tersebut ke rumah sakit di Banjarnegara
“Rombongan dari Magelang tersebut berangkat ke Banjarnegara sekitar pukul 04.00 dini hari, dan rombongan tersebut tiba di rumah sakit Banjarnegara sekitar pukul 07.00 WIB,” kata Yusuf Edy Gunawan.
Setelah proses administrasi selesai, kedua jasad ibu dan anak tersebut tiba di rumah milik Yusuf Edy Gunawan ( kakak Theresia Dewi) yang ada di Jalan Cawang Baru,Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang sekitar pukul 11. 00 WIB.
Setelah disemayamkan beberapa saat di rumah Yusuf Edy Gunawan, kedua jasad yang telah dimasukkan ke dalam peti dan dilapisi plastik tersebut, langsung dimakamkan di TPU Giriloyo yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja.
Yusuf Edi Gunawan,mengatakan, sebenarnya jasad adik dan keponakannya tersebut sudah bisa diambil pada Senin ( 10/4), setelah polisi berhasil mengindentifikasi korban dan cocok dengan sampel DNA yang diserahkan dari keluarga korban.
Namun, pada Senin kemarin, dirinya tidak bisa datang ke Banjarnegara dan untuk sementara jasad adik dan keponakannya dititipkan di rumah sakit di Banjarnegara.
Yusuf menambahkan, semasa hidupnya, adiknya tersebut tidak pernah mengeluh soal keuangan padanya. Karena, adiknya tersebut tidak ingin merepotkan keluarga dengan masalah yang tengah dihadapinya.
Baca Juga :Hilang 2 Tahun, 2 Warga Kabupaten Magelang Diduga Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara
Sempat Video Call
Sementara itu , kakak Theresia Dewi lainnya , Budi Irianto(58) mengaku, dirinya telah kehilangan kontak dengan adik bungsunya tersebut sejak 22 November 2021 lalu.
Menurutnya, dalam kontak terakhir pada 22 November sekitar pukul 23.00 WIB, adiknya tersebut masih sempat video call.
“Saat itu saya tanya posisi dimana. Dia menjawab, ‘lagi di Banyumas, dhe. Sesok wis pulang kok (besok sudah pulang kok)” jelasnya.
Ia menambahkan, pada 22 November 2021 sekitar pukul 02.00 dini hari, adiknya tersebut masih sempat menelponnya, namun dirinya tidak menjawab panggilan telepon tersebut. Karena, saat itu ia tengah tidur.
“ Keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 WIB, saya mencoba menghubungi Dewi. Tetapi, tidak kunjung dijawab. Sejak saat itu,saya maupun keluarga lain, sudah kehilangan kontak,” ujarnya.
Setelah tiga bulan sejak kehilangan kontak dengan adik dan keponakannya tersebut, dirinya sempat melaporkan adanya orang hilang ke Polda Daerah Istimewa Jogjakarta. Namun, tak kunjung ditemukan. Dan, jasad Theresia Dewi dan Okta tersebut ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan usai terungkapnya kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Slamet Tohari.
Budi mengaku atas meninggalnya adik dan keponakannya dalam keadaan mengenaskan. Karena dari keseluruhan kakak Theresia Dewi tersebut, ia merupakan kakak yang paling dekat dengan Dewi,
“Bisa dibilang saya kakak yang paling dekat dan mungkin saya yang menerima panggilan terakhir dari adik maupun ponakan saya. Tentu sedih,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ekonomi adik dan keponakannya bisa dibilang mapan dan berkecukupan. Tetapi, dirinya tidak habis pikir, jika adiknya mudah percaya dengan hal semacam itu.
“ Mungkin ada indikasi mendapat pengaruh dari orang lain untuk mengikuti praktik penggandaan uang,” ujarnya. W.Cahyono