Dengan adanya langkah-langkah tersebut harapannya dapat semakin membumikan budaya membaca di Kota Semarang.

“Keterbatasan APBD, kami sikapi dengan jalan mencari CSR dari perusahaan, BUMD maupun BUMN. Selain itu, kami juga mendorong sinergitas lintas dinas dalam mendorong literasi masyarakat,” ungkap mbak Ita.

Dirinya juga menitip pesan kepada rombongan komisi X DPR RI untuk dapat dibantu gedung perpustakaan yang tidak masuk APBN 2023 dan dirinya berharap semoga bisa dialokasikan pada APBN 2024.

Upaya inilah yang diapresiasi oleh salah seorang rombongan kunjungan kerja, Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si yang merasa terharu atas kreativitas dan upaya Pemkot dalam menghidupkan perpustakaan sebagai wujud kemauan dan kesungguhan mengajak masyarakat tertarik pada buku. Yakni dengan membuat ruang nyaman sehingga tertarik membaca di perpustakaan.

Apresiasi dari Joko Santoso, biro Perpustakaan Nasional yang juga menyatakan bahwa keterbatasan APBD di kota ini justru menghasilkan terobosan yang menginspirasi.

Success story Kota Semarang dalam menggandeng CSR seperti dalam pembangunan microlibrary berbahan kayu, metaverse dan lainnya akan memperkaya sumber ilmu pengetahuan.

Hery Priyono