blank
Lestari Moerdijat. Foto: fn

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dukungan tenaga terlatih dalam penunurunan jumlah kasus stunting sangat diperlukan. Hal ini dalam upaya mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting di Tanah Air.

”Keterlibatan tenaga kesehatan dan masyarakat yang terlatih sangat penting, dalam percepatan penurunan jumlah kasus stunting di Tanah Air,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/3/2023).

Sebelumnya, pada Kamis (23/3/2023), Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kota Surabaya, menerjunkan sedikitnya 1.500 perawat, untuk menangani dan mencegah indikasi gejala balita stunting di Kota Pahlawan itu.

BACA JUGA: Kapolsek Grabag: Orang Tua Jangan Takut Menegur Anaknya Bila Berbuat Salah

Ribuan perawat ini fokus memprioritaskan upaya penanganan dan pencegahan indikasi gejala balita stunting, di empat kecamatan di Surabaya.

Menurut Lestari, apa yang dilakukan perawat di Surabaya itu, juga bisa dilakukan di sejumlah daerah yang memiliki jumlah kasus stunting yang terbilang tinggi.

Sebab, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, meskipun Indonesia saat ini telah mengurangi angka stunting dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun lalu, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai target 14 persen pada akhir tahun 2024.

BACA JUGA: Antisipasi Penumpukan Arus Lalu Lintas Saat Buka Puasa, Satlantas Blora Gencar Patroli Kepolisian

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong para pemangku kepentingan di pusat dan daerah, untuk aktif meningkatkan literasi masyarakat, terkait kecukupan gizi keluarga di setiap rumah tangga di Indonesia.

”Melibatkan tenaga kesehatan yang terampil dalam mendeteksi kecukupan gizi anak dan balita serta calon pasangan pengantin, merupakan langkah strategis untuk mengakselerasi upaya menekan jumlah kasus stunting di Indonesia,” ungkap anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu.

Tentu saja, tegas Rerie, upaya itu harus diikuti dengan konsistensi para pemangku kepentingan, dalam mendeteksi kecukupan dan asupan gizi seimbang pada setiap anggota keluarga di wilayah masing-masing.

”Dibutuhkan komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan di pusat dan daerah, dalam upaya mewujudkan anak bangsa yang kuat dan tangguh, agar mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan,” tegas dia.

Riyan