blank
Kera akor panjang penghuni Gua Kreo dan atraksi panjat pinang menjadi daya tarik wisatawan. Foto: widiyartono R

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Nama Gua Kreo, bagi warga Kota Semarang memang sudah tidak asing lagi. Nama tempat yang berada di wilayah Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota semarang ini sudah sangat lama dikenal, bahkan sudah sangat melegenda.

Dulu, Gua Kreo memang berada di kawasan perbukitan yang dikelilingi lembah, kemudian ada sungai mengalir di sisinya. Tetapi sekarang, Gua Kreo berada di sebuah kawasan perairan, sejak Waduk Jatibarang diairi.

Berkunjung ke Gua Kreo, bisa menyaksikan kelucuan ratusan kera, menengok petilasan Sunan Kalijaga, dan menikmati keindahan panorama Waduk Jati Barang.

Tahun 90-an, bila orang datang ke Gua Kreo ya hanya menonton monyet atau kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Pengunjung bisa memberi makan kacang, pisang, dan sejenisnya. Kemudian beralan menuju ke gua batu yang ada di tempat tersebut, melihat-lihat di sana.

Tetapi sekarang sangat berbeda. Begitu memasuki lokawisata ini, kita akan disuguhi dengan pemandangan Waduk Jatibarang yang indah. Dari atas, kita juga bisa melihat jembatan yangmenjadi sarana kita menuju Gua Kreo. Ya, karena sejak Waduk Jatibarang diairi, Gua Kreo menjadi terpisah.

Bila kita naik perahu di waduk, maka keberadaan jembatan yang eksotik ini selalu menjadi tempat favorit untuk berfoto. Pengemudi perahu menghentikan perahunya, dan mempersilakan wisatawan berfoto dengan latar belakang jembatan ini.

Monyet Panjat Pinang

Pengelola objek wisata Gua Kreo kini juga menyediakan atraksi unik. Disiapkan satu tiang dari besi, kemudian pada puncaknya ditempatkan anekamakanan kesukaan monyet. Ada pisang, jagung, bungkusan berisi kacang tanah, bahkan minuman botol, dan lain-lainnya.

Begitu pula dengan terali baja yang menghubungkan dari dasar menuju puncak, yang bisa digunakan monyet untuk memanjat. Jadi memang mirip dengan panjat pinang. Begitu acara dimulai, monyet berebut memanjat untuk mendapatkan makanan. Sebuah atraksi yang menarik, sehingga banyak yang mengambil foto atau video pada atraksi ini.

Selain menyajikan pemandangan indah dan atraksi panjat tiang monyet, ada pula legenda yang amat terkenal di Goa Kreo itu. Menurut juru kunci Gua Kreo, Danu Kasno, legenda

Goa Kreo berawal dari perjalanan Sunan Kalijaga dalam membawa kayu jati ke Kasultanan Demak.

Danu pun menuturkan, Gua Kreo ini ada kaitan dengan perjalanan Sunan Kalijaga yang sedang mencari dan membawa kayu jati sebagai soko guru Masjid Agung Demak. “Pada masa para wali, masing-masing sunan, yaitu Sunan Bonang, Sunan Gunungjati, Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga mencari kayu jati untuk soko guru,” tutur Danu Kasno.