Pria yang selalu membawa tongkat kayu ini melanjutkan, usai mbarang tari, Sunan Kalijaga kemudian melanjutkan perjalanan, namun kayu jatinya nyangkut di sebuah kedung curug (air terjun) yang letaknya di belakang sebuah gua. Karena belum berhasil mengambil kayu jati itu, Sunan Kalijaga kemudian istirahat di gua untuk semedi.
Dalam semedinya, Beliau mendapat petunjuk atau bisikan. Pertama, sebagai orang Jawa jika punya hajat harus melakukan ritual selamatan. Bisikan kedua adalah, kayu jati harus dipotong menjadi dua.
“Setelah mendapat bisikan kemudian Sunan Kalijaga naik dan menemukan sebuah batu. Di sanalah beliau mengadakan ritual sederhana hingga bertemu dengan empat ekor kera berwarna merah, putih, kuning dan hitam.
Mereka ingin membantu Sunan membawa pohon jati hingga ke Demak, namun tidak diijinkan. Sunan Kalijaga berpesan pada kera-kera tersebut untuk mangreho (nenjaga, melestarikan) gua dan sungai.
Lama kelamaan kata reho menjadi kreo. Artinya gua dan sungai yang dijaga oleh kera. Hingga saat ini, menurut Kasno, ada sekitar 500 kea ekor panjang yang menghuni hutan Kreo. Monyet-monyet ini pun tanpa takut berbaur dan berdekatan dengan pengunjung.
Sega Kethek
Di tempat wisata, tentu kita tidak hanya menikmati keiindahannya. Adahal yang harus kita nikmati juga, yaitu kulinernya. Untuk berkunjung ke Gua Kreo memang tak perlu takut kehausan atau kelaparan. Banyak kios yang tersedia di sana menyediakan makanan dan minuman.