blank
Danu Kusno jur kunci Gua Kreo menuturkan kisah Sunan Kalijaga dan petilasannya di Gua Kreo. Foto: Widiyartono R

Sunan Kalijaga mencari kayu jati di sebuah bukit Gombel, di daerah bagian selatan Semarang. Saat menebang pohon jati, mendadadak pohon tersebut berpindah tempat, yang dalam bahasa Jawa disebut ngalih atau dalam suatu dialek ngaleh.

“Kemudian temat perpindahnya pohon jati itu oleh Sunan Kalijaga diberi nama Jatingaleh, dan masih ada sampai sekarang,” ujar Danu Kasno.

Karena pohon jati berpindah tempat, maka Sunan Kalijaga mencarinya hingga ketemulah di sebuah bukit kecil arah barat daya dari hutan tempat kayu jati berasal.

Kayu jati tersebut berada di tengah-tengah pepohonan, kemudian diberikanlah nama pada daerah itu menjadi Jati Kalangan (pohon jati yang terhalang). Usai berhasil menebang kayu jati, kemudian Sunan Kalijaga dan pengikutnya membawanya melalui aliran sungai.

“Di tengah perjalanan, beliau mendengar suara musik tradisional gamelan. Setelah dicari sumbernya, ternyata sedang ada pementasan tari atau istilah Jawanya mbarang atau ngamen. Sunan Kalijaga pun sempat ikut menari dan melakukan syiar Islam di sana serta memberikan nama Jatibarang,” cerita Kasno.