blank
Suasana Kathaman Al-Qur’an dan Akhirussanah di Masjid Agung Kendal.(FOTO:SB/ Sapawi)

KENDAL(SUARABARU.ID)-Yayasan Ahad Pagi 1939 Keliling Kota Semarang menggelar Kathaman Al-Qur’an dan Akhirussanah, di Masjid Agung Kendal, Minggu (19/03/2023).

Acara ini dihadiri Wakil Ketua MUI Pusat, Dr. KH. Marsudi Syuhud, Ketua MUI Kendal, Asroi Tohir, Tokoh Agama Makmun Amin, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kendal, Nur Fuad, Ketua Baperlitbang Kendal, Izzudin Latif, Ketua Yayasan Ahad Pagi 1939, KH. Fatkhurrohman Abdul Hamid, dan para tokoh agama sekitar, serta diikuti oleh ratusan jamaah.

Ketua Yayasan Ahad Pagi 1939, KH. Fatkhurrohman Abdul Hamid mengatakan, tujuan dari kegiatan ini sebagai upaya mempererat tali silaturahmi,meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subkhanallahu Wata’ala dalam mencari keridhaanNya.

Selain itu, juga untuk membina umat Islam senantiasa di jalan yang benar sehingga tercapai kedamaian dan kebahagiaan dunia akhirat, mennyeimbangkan antara kebutuhan rohani dan jasmani, memperkuat Ukhuwah Islamiyah yang bermuara pada terpeliharanya persatuan dan kesatuan.

“Taka hanya itu, kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan semangat bagi kita semua dalam menambah ilmu agama demi memperkokoh keimanan dalam menjalani hidup, agar senantiasa di ridhoi dan diberkahi Allah,” kata KH. Fatkhurrohman Abdul Hamid.

KH. Fatkhurrohman juga menyampaikan, Pengajian Ahad Pagi Keliling Kota Semarang dimulai tahun 1939, yang diprakarsai oleh KH. Achmad Abdul Chamid tahun 1915-1998.

Pengajian yang bermula di Jalan Kauman Semarang sejak tahun 1939 semula hanya pengajian rutin di tempat KH. Ulfi mertua KH. Achmad Abdul Chamid, dan selanjutnya pengajian dibuat keliling Kota Semarang, berpindah-pindah untuk memperluas dakwah di masjid-masjid dan di kampung-kampung yang ditempati.

“Sosok KH. Abdul chamid adalah seorang ulama yang produktif, dimana banyak kitab-kitab bertuliskan huruf arab pegon yang dikarang oleh beliau. Beliau sendiri semasa hidupnya banyak berkiprah di beberapa organisasi, di antaranya Mustasyar PBNU, PW. NU Jawa Tengah, Ketua MUI Jawa Tengah, Rais Syuriah PCNU Kendal, dan Ketua MUI Kabupaten Kendal,” papar KH. Fatkhurrohman.

Ketua Takmir Masjid Agung Kendal, Asroi Tohir menyampaikan syukur alhamdulillah dan menyambut baik dengan dilaksanakannya kegiatan ini. Karena acara ini sangatlah baik sekali, mengingat Pengajian Ahad pagi ini digagas oleh ulama asli dari Kabupaten Kendal, yang sampai sekarang tetap masih dilaksanakan.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kendal, Nur Fuad mengucapkan terima kasih kepada Wakil Ketua Umum MUI Pusat Bapak Dr. KH. Marsudi Syuhud, berseta para tamu undangan lainnya dan para jamaah yang sudah berkenan hadir di Kendal.

“Saya merasa bahagia, mendapatkan kesempatan bersilaturrahim bersama, khususnya Jama’ah Pengajian Ahad Pagi 1939 Keliling Kota Semarang. Terlebih dalam suasana yang agamis, kekeluargaan dan kebersamaan. Pengajian ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dakwah atau tabligh dalam rangka penyampaian ajaran-ajaran Islam,” ucap Nur Fuad.

Menurut Nur Fuad, setiap orang tentu saja ingin memperoleh keberkahan dalam hidupnya di dunia dan akhirat. Karena itu kita selalu berdo’a dan meminta agar segala sesuatu yang kita miliki dan kita upayakan memperoleh keberkahan dari Allah Subkhanahu Wata’ala.

“Keberkahan dari Allah yang kita dambakan itu, memperolehnya harus dengan berdo’a dan berusaha yang sungguh-sungguh, yakni dalam bentuk memantapkan iman dan taqwa serta selalu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar Nur Fuad.

Sementara itu, Wakil Ketua MUI Pusat, Dr. KH. Marsudi Syuhud menyampaikan, bahwa para kiai zaman dahulu terus berkumpul untuk menginginkan negara Indonesia berdiri, termasuk Simbah Kiai Ahmad Abdul Hamid bersama teman-temannya pada masa itu dengan membuat pengajian Ahad Pagi sejak tahun 1939.

“Maka kita harus bisa menjaga yang diwariskan oleh para kiai, agar tetap menjadikan manfaat bagi generasi selanjutnya. Kita semua sebagai warga negara Indonesia, baik mulai para jabat, para tokoh agama, tokoh masyarakat ini wajib hukumnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia,” paparnya.(Sapawi)