blank
Irjen Kementan RI Jan S Maringka saat menyerahkan bantuan pada Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Inspektur Jenderal Dr Jan Samuel Maringka melakukan pengawasan dan membuka “Dialog Jaga Pangan” di Pendopo Bupati Wonosobo, Jum’at (24/2/23).

Jan S Maringka mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk dari program Kementan RI dalam menghadapi krisis pangan yang sedang dialami oleh dunia saat ini.

“Sehingga perlu melakukan percepatan pembangunan ketahanan pangan yang bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, kemudahan akses dan keamanan pangan menjadi tiga syarat terwujudnya ketahanan pangan,” tegasnya.

Pihaknya menegaskan untuk mensukseskan program Kementan RI, tidak dapat dilakukan secara sendiri sendiri dan tidak terkoordinasi dengan baik dari steakholder terbaik.

“Diperlukan sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah daerah bersama seluruh stakeholder terkait untuk dapat menjaga dan membangun ketahanan pangan daerah guna menjadi lebih mandiri,” sebutnya.

Menurutnya, pangan merupakan sektor penting untuk membangun bangsa dan negara agar lebih maju dan berkembang. Untuk itu, Kementan RI melalui Irjen menginisiasi program “Jaga Pangan” yang berfokus pada program strategis, prioritas dan super prioritas.

Semua pihak perlu membangun sinergi antara Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

Jan Maringka pun berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat dan kesadaran semua pihak akan pentingnya menjaga ketahanan pangan, dapat memberikan energi positif bagi kemajuan pertanian dan pangan di Wonosobo.

Berkembang Baik

blank
Irjen Kementan RI Jan S Maringka saat diwawancarai wartawan. Foto : SB/Muharno Zarka

“Wonosobo sangat startegis dan punya potensi yang baik sehingga dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan ketahanan pangan,” lanjut dia.

Jan S Maringka mengungkapkan kegiatan food estate berbasis hortikultura yang dilaksanakan di Wonosobo telah terbukti memberikan kontribusi terhadap produksi komoditas hortikultura dan dapat memasok untuk kebutuhan masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya.

“Dan yang penting, dapat meningkatkan kemandirian petani dalam berusaha serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” terang Jan Maringka.

Pihaknya juga memberikan perhatian khusus terkait maraknya alih fungsi lahan yang menggerus lahan pertanian sehingga akan diupayakan dilakukan perlindungan.

Bupati Afif Nurhidayat, mengungkapkan sektor pertanian cukup berpengaruh signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Komoditas bunga, buah dan sayur menjadi andalan masyarakat.

“Kami sangat berterima kasih karena Wonosobo dipilih sebagai salah satu lokasi food estate untuk pengembangan hortikultura dari Kementan RI,” ungkap dia.

Afif menyebut pada tahun lalu kegiatan pengembangan cabai yang dicanangkan Presiden Joko Widodo telah berkembang lebih dari 600 hektar. Kini program tersebut berkembang dengan baik dan mampu menopang perekonomian masyarakat divtengah ancaman badai krisis.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina menambahkan bahwa sinergi antara DPR RI, Kementan, Pemkab Wonosobo dan petani sangat diperlukan agar program kementerian berjalan dengan baik.

Secara khusus Vita Erwina berharap agar Irjen Kementan beserta jajaranya terus memberikan bimbingan pada dinas terkait dan petani agar program berjalan sesuai sasaran dan kebutuhan petani dapat terlayani dengan baik.

Pada acara tersebut juga diberikan bantuan secara simbolis 1 Unit UPPO pada Poktan Perintis Pacarmulyo, Leksono, senilai Rpv200 juta dan bantuan Program Kementan untuk Pemkab Wonosobo tahun 2023 senilai Rp 7.006 miliar.

Muharno Zarka