Oleh: Machmud Reza Fachrizal, S.Pd.SD
Saat ini sampah merupakan salah satu musuh terbesar bagi umat manusia karena bisa menjadi sumber penyakit dan menurunkan kualitas lingkungan Secara awam, sampah merupakan sisa yang tidak bisa dimanfaatkan kembali dan sifatnya menjadi buangan. Penguraian sampah di bumi membutuhkan waktu yang tidak cukup lama
Plastik misalnya, penguraian sampah plastik membutuhkan waktu ratusan tahun. Bisa kita bayangkan, berapa keturunan yang merasakan imbas peninggalan kita kelak. Akankah kita tega mewarisi generasi mendatang dengan berbagai masalah yang disebabkan oleh sampah?
Karena itu mari mulai sekarang kita peduli sampah. Dengan jalan menjadikan sampah sebagai modal bukan menjadi musuh kita. Karena sampah tidak harus terbuang sia-sia dan bisa saja diuangkan/ bermanfaat untuk menjadi bahan layak guna.
Pembiasaan Selingkuh di SDN 1 Kedungsarimulyo
Wow, jangan kaget terlebih dahulu dengan kata selingkuh yang ada di SDN 1 Kedungsarimulyo. Sekolah yang terletak di perbatasan Jepara dengan Kabupaten Demak, dan berada di pinggir kali Serang ini telah lama memiliki program peduli lingkungan. Salah satunya adalah budaya SeLingKuh. Karena itu SD ini merupakan salah satu sekolah yang dikenal peduli dengan lingkungan.
Apa sebenarnya budaya SelingKuh yang ada di SDN 1 Kedungsarimulyo? SeLingKuh di sini adalah akronim dari Selamatkan Lingkungan dari Kumuh. Berawal dari refleksi diri yang mana SDN 1 Kedungsarimulyo memiliki jumlah siswa yang lumayan banyak dan tentu juga berpengaruh terhadap jumlah sampah yang dihasilkan siswa ketika mereka selesai jajan.
Pemandangan mata kita akan disajikan bekas bungkus jajan yang berjumlah tidak sedikit tentunya. Itu hanya dalam waktu sehari berapa banyak volume sampah yang akan dihasilkan para siswa dari jajan jika dikalikan dalam waktu yang lebih lama. Bahkan tidak jarang siswa membuang bungkus jajan di tepi sungai. Hal ini tentu akan mengganggu aliran sungai.
Kebanyakan di usia anak-anak masih belum menyadari tentang bahaya membuang sampah sembarangan. Hal inilah yang bisa memicu datangnya penyakit dan lingkungan menjadi kotor, bau tidak sedap dan akibatnya belajar kurang nyaman.
Dari latar belakang tersebut maka segenap warga sekolah di SDN 1 Kedungsarimulyo, menerapkan budaya SeLinKuh di sekolah. Pelaksanaan program ini diawali dengan pemisahan sampah organik dan non organik.
Siswa dibiasakan untuk membuang sampah pada tempat sampah yang sudah tersedia sesuai dengan tulisan di tempat sampah. Tidak mudah memang untuk membiasakan ini, butuh bimbingan dan pengawasan ekstra. Untuk itu dibuat kesepakatan bersama, jika ada siswa yang melanggar kesepakatan itu maka imbal baliknya adalah sesuai dengan kesepakatan, membersihkan halaman sekolah.
Sampah organik bisa bermanfaat apabila kita mau dan bisa mengolahnya. sampah organik bisa dijadikan untuk humus dan bisa dimanfaatkan untuk memupuk dan menyuburkan tanaman. Sedangkkan untuk sampah anorganik seperti kertas,botol plastik, bisa diuangkan atau dimanfatkan untuk handmade/ kerajinan tangan misalnya pot bunga dari botol bekas, tas dari bungkus kopi, dan masih banyak lainnya.
Selain pembiasaan membuang sampah pada tempat yang sudah tersedia, juga ada kegiatan Jumat Sehat, Jumat Bersih, Jumat Jariyah dan “menabung sampah”(sampah botol plastik dan kertas) yang dilaksanakan setiap hari Jumat bekerjasama dengan Bank Sampah “Karya Asri” desa Kedungsarimulyo, Welahan, Jepara. Hasil dari menabung sampah digunakan untuk kas kelas dan kembalinya ke siswa juga.
Kiprah semangat warga SDN 1 Kedungsarimulyo untuk menyelamatkan lingkungan dari kumuh seperti terurai di atas, mengundang simpati dari berbagai kalangan, dan pada bulan Februari 2023, SD Negeri 1 Kedungsarimulyo mendapatkan bantuan 1 set tempat sampah terpilah dari OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju) pimpinan Ibu Iriana Jokowi. Hal ini semakin memotivasi warga sekolah agar lebih sadar sampah.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Di akhir tulisan ini saya mengajak para pembaca khususnya sekolah lain, ayoooo… SELINGKUH !. Kalau tidak sekarang kapan lagi, jika bukan kita siapa lagi !
Penulis adalah Guru SDN 1 Kedungsarimulyo Satkordikcam Welahan