blank
Seorang ibu sedang mengolah gula kelapa menjadi gula semut. Foto: Dok Affan

YOGYAKARTA (SUARABARU.ID) – Kita sering mendegar kata “gula semut”. Tentu bukan gula yang dikerubuti semut, tetapi istilah untuk olahan gula kelapa berbentuk bubuk kristal. Diperlukan penanganan khusus untuk mengolah gula semut ini.

Adalah Affan Surahman, pengusaha gula semut di Soropati, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta. Dia juga dikenal sebagai salah satu anggota pada kelompok usaha gula semut di Suropati dan berhasil memproduksi nira dengan kualitas baik.

Produksi gula semut ini, menurut Affan, pasarnya sangat prospektif. Produk ini laris baik di pasar local bahkan sampai ke luar negeri.

Affan Surrahman menjelaskan, proses hulu ke hilir pembuatan gula semut sama seperti membuat gula bathok. Menurut memang ada perbedaan antara pembuatan gula semut dan gula bathok. Gula bathok dicetak, dan gula semut dikristalkan.

“Yaitu dimana gula semut diproses dengan cara dikristalkan atau diayak sehingga disebut juga sebagai gula kristal. Sementara untuk gula bathok diproses dengan menggunakan cetakan bathok,” ujar Affan.

Kemudian, untuk waktu pembuatannya juga bervariasi, tergantung dari jumlah penyadapan sekitar 10 hingga 15 batang, yang umumnya membutuhkan waktu proses selama kurang lebih dua jam hingga bisa menjadi gula semut. “Untuk satu batang pokok, rata-ratanya bisa menjadi 2 ons gula,” jelasnya.

Kendala Penyadap

Proses penyadapan nira ada bermacam-macam. Namun saat ini cukup terkendala dengan kesediaan orang untuk menyadap nira.