Di Medan padahal masih banyak hidangan lain, seperti Restoran Melayu, India, Arab, Cina, makanan Eropa, yang karena beragamnya etnis di kota ini sejak zaman kolonial. Bagi mereka yang non muslim, salah satu hidangan favorit adalah BPK alias Babi Panggang Karo, yang konon bumbu dan cara memasaknya tidak ada duanya.
Sepulang dari ziarah ke makam ayah di Desa Batukarang, Payung, Kabupaten Karo, saya sempat membeli air nira, di tepi jalan yang dikemas di botol plastik dengan harga Rp 10.000 perbotol. Padahal tahun lalu hanya Rp 7.000 dan tiga tahun sebelumnya masih Rp 5.000. Jika dicampur potongan kayu raru, maka nira ini akan menjadi tuak, yang menjadi teman makan BPK.
Air nira ini asli, belum dicampur, terasa segar dan seperti melonggarkan paru-paru. Saya juga pernah membelinya ketika bermobil ke Medan dari berastagi melalui jalan alternatif ke Binjai, karena terjadi longsong menjelang Bandarbaru. Kemarin rupanya minuman sudah berwujud arak di jalan pintas Durin Pitu, Deli Serdang. Kalau nira warnanya bening, saat menjadi arak menjadi putih pekat.
Intinya teman-teman wartawan yang datang ke Medan untuk HPN 2023, pasti terpuaskan perutnya karena begitu banyak makanan yang terhidang, tinggal pilih sesuai keinginan. Mungkin nanti perlu dibuat testimoni dan menjadi buku kenangan.
Nah, tentu yang penting adalah urusan pers itu sendiri. Presiden Joko Widodo pada Puncak Acara Peringatan HPN di Gedung Serba Guna Sumut mengatakan, kondisi pers Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Saat ini masyarakat kebanjiran berita baik dari berita media massa maupun media sosial, yang dibuat dengan sebebas-bebasnya, dengan kepentingan utama adalah sisi komersial, dengan konten berita recehan, yang sensasional.