blank
Eisti'anah (keempat dari kiri), berfoto bersama perwakilan Wetlands Internasional Filipina dan San Miguel Aerocity. Foto: rudy

DEMAK (SUARABARU.ID)– Bupati Demak Eisti’anah, menerima perwakilan Wetlands Internasional Filipina, Annadel Kabahban, di Gedung Ghradhika Bina Praja, Selasa (31/1/2023). Dia hadir bersama Stakeholder of Manila Bay Program.

Eisti’anah bersama Wakil Bupati Ali Makhsun, menerima Annadel yang didampingi Cecil, tim dari San Miguel Aerocity. Dalam pertemuan itu disampaikan, tujuan kedatangannya ini, untuk belajar program dari Pemkab Demak, yakni Building with Nature, yang fokus pada pengendalian erosi pantai, dan pemulihan kawasan mangrove.

Cecil menjelaskan, pihaknya akan mengembangkan bandara di kawasan pesisir. Jadi akan ada kemungkinan, harus melakukan rehabilitasi, sebagai pengganti dari penggembangan bandara itu.

BACA JUGA: Selamatkan Bumi, Marimas Gandeng Komunitas dan Akademisi Gelar Pelatihan Ecobricks

”Kami harus menyiapkan lahan baru, sebagai pengganti kawasan yang ada nilai dari sisi biodiversitas. Termasuk bagaimana mekanisme yang dilaksanakan pemerintah dan stakeholder, terutama dengan masyarakat,” kata dia.

Ditambahkannya. program ini akan dikembangkan, untuk memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Cecil berharap, program Building with Nature itu, bisa diterapkan di Filipina.

Menanggapi hal itu, Bupati Eisti’anah menyampaikan, pertemuan ini bisa menghasilkan kesepahaman dan sinergisitas bagi semua pihak, dalam upaya konservasi dan restorasi lahan basah, terutama penanganan kawasan pesisir. Karena penanganan kawasan pesisir itu, harus dilakukan secara komprehensif.

BACA JUGA: Hasil Bulan Dana PMI Kebumen 2022 Capai Rp 1,5 M

Eisti’anah menjelaskan, keberadaan pantai di Kabupaten Demak, memberikan banyak manfaat, dari segi ekonomis bagi masyarakat. Tetapi saat ini, wilayah pesisir di Kabupaten Demak rawan abrasi dan rob.

”Penangkapan sedimen dengan menggunakan struktur semi-permeable, mampu meminimalisasi efek abrasi dan rob. Hasilnya, kesejahteraan masyarakat pesisir seperti di Desa Bedono, Timbulsloko dan Betahwalang, dapat meningkat. Mereka kini mampu merawat dan memanfaatkan mangrove, sebagai ekosistem udang dan bandeng,” terangnya.

Terpisah, Kepala Bidang Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bapelitbangda Kabupaten Demak, Ahmad Nur Azizul Miftah, mengungkapkan, program Building with Nature berkaitan dengan alam, serta tidak menggunakan struktur beton dan sebagainya.

BACA JUGA: Transaksi Keuangan Desa di Kebumen Kini Tak Lagi Tunai

”Kami menggunakan trucuk bambu, dan di tengah kami beri ranting, sehingga ketika ombak masuk, lumpur tertinggal, sehingga terbentuk daratan. Setelah itum baru ditanami mangrove. Namun itu tidak bisa di semua lokasi. Seperti lokasi yang terlalu dalam, dan adanya ombak tinggi,” jelas Azizul.

Berkat progam itu, lanjutnya, Kabupaten Demak mendapat penghargaan dari PBB, dan masuk 10 Besar Kategori Penanganan dan Konservasi.

”Proyek inilah yang kemudian akan dikembangkan di Filipina. Karena mereka ingin mengembangkan bandara di kawasan pesisir terbesar nomor dua disana. Nanti setelah dua tahun dari kunjungan ini, dan ada kemungkinan berhasil, mereka akan balik mengundang kita untuk melihat hasil kerjanya, studi banding dari Demak,” jelasnya.

Sedangkan untuk wilayah studi lapangan, Pemkab Demak mengajak rombongan menuju di dua kecamatan yang ada di wilayah pesisir, yakni Desa Betahwalang di Kecamatan Bonang dan Desa Tambak Bulusan di Kecamatan Karang Tengah.

Rudy