blank
Personel Dishub Kabupaten Wonogiri, melakukan kerja bakti menghapus aksi vandalisme yang mencorat-coret dinding fasilitas rumah halte shelter bus di dua lokasi. (Dok.Dishub Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bangunan shelter halte bus, tempat bongkar muat penumpang angkutan umum di Kota Wonogiri, menjadi sasaran aksi vandalisme. Fasilitas umum yang dibangun oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri ini, dijadikan ajang corat-coret.

Halte bus (dari Bahasa Belanda bushalte), yakni tempat pemberhentian yang dalam Bahasa Inggris disebut bus stop, bus shelter.

Dishub Kabupaten Wonogiri, membangun dua fasilitas ini yang lokasinya di dekat Pasar Pokoh tepi ruas Jalan Diponegoro, dan di Brumbung Tandon tepi Ruas Jalan RM Said yang merupakan jalan raya Wonogiri-Solo.

”Kami sangat prihatin dengan kemunculan aksi vandalisme di fasilitas umum tersebut,” tegas Kepala Dishub Kabupaten Wonogiri, Waluyo. Sebab, itu kontradiktif dengan upaya mewujudkan kebersihan dan keindahan.

Waluyo yang mantan Kabag Humas yang pernah menjabat sebagai Kepala Satpol-PP Kabupaten Wonogiri ini, Selasa (17/1), mengimbau kepada yang hobi corat-coret, jangan kemudian ditumpahkan pada bangunan-bangunan yang menjadi fasilitas umum. ”Mestinya hobi corat-coret seperti itu, disalurkan pada tempat yang semestinya,” tandasnya.

Menyikapi kemunculan aksi vandalisme di dua halte shelter bus tersebut, diturunkan 6 personel Dishub Wonogiri untuk melakukan pembersihan. Dengan menggunakan cairan minyak tiner, dilakukan penghapusan karya corat-coret di fasilitas halte shelter bus tersebut.

Bangsa Vandal

Vandalisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya).

blank
Disamping menjadi sasaran vandalisme aksi corat-coret, fasilitas rumah halte shelter bus di tepi Jalan Diponegoro dekat Pasar Pokoh Wonogiri ini, juga kehilangan atap peneduhnya.(Dok.Dishub Wonogiri)

Istilah itu, merujuk kepada sikap bangsa Vandal dan Goth pada zaman Romawi Kuno, yang merusak kota Roma secara biadab pada Tahun 455. Meskipun sebenarnya, bangsa Vandal tidaklah merusak lebih banyak dibandingkan para penyerbu kota itu di masa lalu.

Tetapi nama bangsa itu, mengilhami penyair Britania Raya, Jhon Dryden, yang pada Tahun 1694 menuliskan bahwa bangsa Goth dan Vandal adalah Bangsa Utara yang kasar, merusak banyak sekali monumen.

Bangsa Vandal sengaja merusak banyak patung, sehingga namanya dikaitkan dengan perusakan benda seni. Istilah Vandalisme diutarakan pertama kali pada Tahun 1794 oleh Henri Gregoire, Uskup Blois, untuk menyebut perusakan karya seni pada waktu Revolusi Perancis.

Istilah itu kemudian dipakai di seluruh Eropa, dalam memberi kesan pada zaman modern bahwa Bangsa Vandal pada zaman kuno, merupakan bangsa barbar atau tidak beradab yang suka merusak.

Bambang Pur