blank
Ilustrasi Kapal Kelimutu yang mengevakuasi wisatawan di Karimunjawa. (Foto: Antara)

JEPARA (SUARABARU.ID)- Sejumlah warga asal Karimunjawa tertahan di wilayah daratan Jepara akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Hingga berita ini diturunkan, Kamis (29/12/2022) sebanyak 115 kepala keluarga masih tertahan di Jepara karena tidak bisa menyebrang dari Pelabuhan Kartini.

Melihat kondisi demikian, Pemerintah Kabupaten Jepara siap memfasiliasi kepulangan keluarga asal Kepulauan Karimunjawa tersebut. Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta mencatat, jumlah masyarakat yang belum bisa pulang tersebut ada 115 kepala keluarga.

Seluruhnya telah  didata di Pendopo Kartini, Rabu (28/12/2022). Selain didata juga diberikan berbagai macam bantuan dari berbagai sumber. “Dari Baznas, satu KK Rp500 ribu, PMI memberikan makanan dan minuman, dari Dinsospermasdes ada sembako,” ujarnya.

Bantuan itu guna menjamin ketersediaan logistik mereka selama di wilayah daratan. Sembari menunggu jadwal kapal ke Kepulauan Karimunjawa. Sebab, pemerintah daerah telah menyiapkan skema untuk memfasilitasi kepulangannya.

Skema kepulangan tersebut dikatakan Edy, dijadwalkan pada Jumat, 30 Desember 2022 menggunakan kapal milik PT Pelni. Di samping difasilitasi pengantaran, pihak Polres Jepara pun siap membantu pengawalan sampai tujuan. “Jumat dengan Pelni pukul 23.00, kita antarakan dan kawal sampai tujuan,” tuturnya.

Pendataan dan penyerahan bantuan itu turut dihadiri Kapolres AKBP Warsono, Kepala Staf Kodim Mayor Arm. Syarifudin Widianto, dan Sekda Edy Sujatmiko. Hadir pula Kabid Sosial Dinsospermades Budhi Sulistyawan, Kepala Pelaksana Harian BPBD Arwin Noor Isdiyanto, Ketua PMI Sutedjo S. Sumarto, serta Ketua Baznas Sholih.

Camat Karimunjawa Muslikin, termasuk di antara mereka yang tertahan tak bisa pulang. Ia menyampaikan, rerata sudah hampir sepekan berada di wilayah daratan. Yaitu, sejak penyeberangan terakhir pada Kamis, 22 Desember 2022. Tujuan warganya ini beragam, ada yang urusan pekerjaan, berbelanja, maupun ada yang besuk keluarga. “Dalam bertahan, selama itu warga ada yang tinggal di rumah keluarganya, ada pula yang mengontrak di rumah susun,” kata dia.

Nur Huda, warga asal Desa Karimunjawa merasa bersyukur bisa mendapatkan bantuan tersebut. Termasuk difasilitasi kepulangan oleh pemerintah. Ia menyeberang untuk bertemu anaknya di Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan.

Mantan Petinggi Karimunjawa, Arif Rahman, juga menjadi salah satu yang belum bisa pulang ke wilayah kepulauan. Sebelumnya, ia telah menyeberang sejak 17 Desember 2022 untuk mengikuti sertah terima jabatan petinggi di Pendopo Kartini. “Kemarin ada urusan dulu jadi tidak langsung pulang, dan rencananya Jumat kemarin,” kata dia.

ua/diskominfo