blank
Ilustrasi, masa tua masa pensiun yang berbahagia. Foto: Dunia karyawan

Oleh: Mita Rahmayanti Arivablank

MASA pensiun merupakan masa saat para pegawai dinyatakan “lulus” dan bebas dari tugas keseharian mereka. Menjalani masa pensiun yang indah merupakan dambaan bagi setiap pegawai.

Banyak yang menantikan masa pensiun dengan antusias dan penuh kelegaan karena akan mempunyai waktu yang banyak untuk berkumpul dengan keluarga, menekuni hobi yang sering ditinggalkan karena pekerjaan dan sebagainya.

Namun untuk Sebagian orang, masa pension merupakan momok yang menakutkan dan membuat gelisah. Hal tersebut dikarenakan merasa bekal ekonomi yang dimiliki saat memasuki masa pensiun tidaklah cukup sedangkan usia tidak lagi produktif. Beberapa orang mearasa akan kehilangan rutinitas yang menyenangkan, kehilangan komunitas pergaulan bahkan sebagian orang mengalami post power syndrome di awal masa pensiunnya.

Berbagai dinamika yang dialami saat menghadapi masa pension menggelitik saya dan membuat saya berpikir bahwa “Sesulit itukah menerima kenyataan saat kita pensiun?” Padahal apabila kita legowo (rela dan ikhlas) dan lebih banyak melihat sisi positif dari sebuah kenyataan maka tidak akan terasa sulit untuk dilalui.

Demikian pula dengan fenomena memasauki masa pension ini. Persiapan mental spiritual menjadi hal utama yang harus dilakukan oleh para calon pensiunan. Saya melihat banyak di antara para pensiunann di sekitar lingkungan saya yang memiliki kegiatan positif misalnya dengan bergabung dengan komunitas pensiunan atau organisasi seperti PWRI (Persatuan Warakawuri Repuiblik Indonesia).

PWRI mempunyai banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh para pensiunan misalnya dengan olahraga bersama, berwisata, diskusi, kegiatan rohani, membuat kerajinan tangan dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas ini tentu saja dapat menambah semangat dan membantu para pensiunan mengatasi kebosanan, rasa insecure dan kesendirian karena antara satu anggota dan anggota yang lain dapat saling memberikan dukungan emosional.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam mempersiapkan pensiunan adalah dengan mengikuti pelatihan Pra Purna Tugas. Kegiatan ini banyak digagas oleh instansi-instansi untuk mempersiapkan pegawainya memasuki purna tugas, Bank Jateng telah secara rutin melakukan kegiatan pembekalan purnatugas pegawai misalnya dengan studi banding ke beberapa home industry seperti industri pembuatan roti, es krim, konveksi, bisnis kuliner, dan sebagainya.

Dengan mengikuti kegiatan tersebut diharapkan calon purna tugas mempunyai gambaran mengenai potensi usaha yang dapat ditekuni saat pension nanti.

Bekal memasuki usia pensiun dan mengantisipasi kesulitan keuangan saat pension juga dapat dipersiapkan sejak dini yakni dengan mengikuti program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Program ini merupakan cara investasi dan persiapan pension.

Program DPLK diikuti dengan cara membayar sejumlah iuran sesuai yang dikehendaki oleh peserta. Iuran tersebut dapat dilakukan dengan auto debet rekening setiap bulan.

Dalam kurun waktu tertentu iuran terebut akan terakumulasi dan terdapat pula akumulasi pengembangan iuran dengan bunga yang relative tinggi. Sehingga pada usia pensiun yang dipilih, peserta telah mendapatkan nilai akumulasi iuran dan pengembangan sebagai tabungan pensiunnya.

Banyak perusahaan perbankan yang saat ini telah menyediakan program DPLK di antaranya Bank Jateng. Bank Jateng bekerja sama dengan berbagai instandi pemerintah maupun swasta telah lama mengembangkan program ini sebagai upaya mempersiapkan dana pensiun.

Iuran dapat dinayarkan secara langsung melalui teller, internet banking, maupun dengan autodebit rekening yang dimiliki.

Selanjutnya yang tidak kalah penting dalam mempersiapkan masa pensiun adalah dukungan dari lingkungan sekitar, terutama adalah keluarga. Masa pensiun adalah masa kesibukan diletakkan dan berganti dengan masa-masa berkumpul dengan keluarga.

Sehingga selayaknya support system yang baik maka keluarga calon pensiunan dapat memberikan semangat, motivasi dan senantiasa menemani para pensiunan menjalani hari-harinya. Misalnya dengan menemani melakukan cek Kesehatan, menekuni hobby Bersama-sama ataupun menghibur dengan kehadiran cucu di tengah-tengah keluarga besar.

Mita Rahmayanti Ariva, karyawati Bank Jateng Cabang Pemalang