blank
Ilmu kebal, benarkah mereka punya ilmu kebal sehingga tak mempan oleh senjata tajam atau bisa berjalan di atas api. Foto: Rks

Baca juga Pengamat Metafisika: Rajah di Makam Krapyak Cenderung ke Ilmu Pelet

Dalam posisi seperti “kesurupan” itu pisau tajam saya pegang kuat-kuat dengan tangan kanan, lalu saya hujamkan ke lengan dan dada kiri. Hujaman itu bertahap, mulai dari ayunan ringan, sedang, hingga ayunan yang benar-benar total.

Dan itu berlangsung lebih dari tujuh kali hujaman keras, mengarah pada sasaran yang sama,  lengan kiri. Dan tidak menimbulkan luka dan hanya menimbulkan bengkak kecil pada bagian kulit luar.

Dan  saat tangan kanan saya menghujamkan pisau ke lengan kiri, rasanya seperti menghajar karet tebal. Semakin keras hujamannya, pisau itu justru semakin keras mentalnya menjauh dan bagian tubuh yang menjadi sasaran makin tidak merasakan efek saat berbenturan dengan pisau.

Aritnya, konsep yang ada dalam komunitas debus, ada kemiripan dengan tenaga dalam. Sedangkan dalam uji coba ketika tidak dipersiapkan, pada tahap awal ketika ayunan tangan yang memegang pisau masih disertai mikir, hati-hati, was-was, justru terasa sakitnya bahkan berisiko cidera.

Saya tidak mau membandingkan kualitas satu ilmu dengan ilmu lain, karena saya meyakini keberhasilan ujicoba itu lebih ditentukan faktor mood atau kondisi batin si pelaku.

Semakin bergeser cara berpikir seseorang, mau tidak mau menjadikan jarak semakin jauh dengan hal-hal yang metafisis. Zaman sudah berubah, pilih saja menu yang lebih asyik dan yang aman -aman saja. Yang penting, saya selamat, dan Anda pun selamat!

Masruri, penulis buku, praktisi dan konsultan metafisika tinggal di Sirahan, Cluwak, Pati