Guru P3K Kabupaten Jepara dalam penerimaan SK pengangkatan pada 18 Mei 2022

JEPARA(SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara mengingatkan para guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) untuk terus berproses agar mencapai target yang telah dituangkan dalam komitmen individual. Setiap guru P3K hendaknya terus berupaya agar target tersebut terealisasi, sekaligus membuktikan mampu mengoptimalkan potensi peserta didik.

Peringatan itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Disdikpora Ali Hidayat melalui Kepala Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) Susanto, saat membuka lomba guru dan kepala sekolah berprestasi di aula I Disdikpora, Senin (14/11/2022).

“Dalam kegiatan Pengembangan Kompetensi dan Pengenalan Etika Pemerintah yang diikuti semua P3K, kami memotivasi adanya inovasi pembelajaran. Bentuknya komitmen individual dengan target tertentu. Selain tanggung jawab melaksanakan kegiatan belajar mengajar, inovasi untuk mencapai target dalam komitmen individual ini harus benar-benar dilakukan. Potensi peserta didik harus dioptimalkan hingga berprestasi,”  kata Susanto di depan puluhan peserta.

Kabid PTK Disdikpora Kabupaten Jepara, Susanto

Menurutnya, dalam dua tahun pengangkatan guru formasi P3K, terdapat 1850-an guru di Jepara yang mendapatkan SK, yakni 400-an tahun 2021, dan 1450-an tahun 2022. Semuanya telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi selama 24 jam pelajaran atau 3 hari.

Pada kegiatan tersebut, seluruh peserta membuat komitmen individu yang turut diunggah ke file kepegawaian digital masing-masing. Komitmen itu berisi rencana pencapaian yang hendak diwujudkan dalam melaksanakan tugas mengajar, sesuai potensi peserta didik.

“Misalnya guru PJOK harus menargetkan salah satu muridnya masuk tim olahraga tingkat tertentu, guru PAI menargetkan siswa maju lomba Mapsi atau masuk kejuaraan, dan guru kelas yang melihat ada bakat tertentu pada diri siswa, harus menarget dirinya bisa membawa siswa tersebut berpretasi,” kata Susanto.

Dalam setiap monitoring kegiatan belajar mengajar di sekolah, pihaknya membuka file komitmen individual tersebut. Hal itu dilakukan untuk melakukan evaluasi sejauh mana upaya pencapaiannnya.

“Kalau sudah tercapai, buat lagi komitmen individual baru dengan target berbeda. Dengan demikian potensi setiap peserta didik akan dioptimalkan. Itu adalah bentuk pertanggungjawaban kinerjanya setelah diterima P3K,” lanjut Susanto.

Menurutnya, tanpa inovasi, target yang telah dituangkan dalam komitmen individual akan sulit tercapai. Padahal pencapaian itu bagian penting dari tanggung jawab tugas, apalagi telah dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan dari status guru honorer ke P3K.

Hadepe