blank
Salah seorang warga Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, sedang mengambil air dari Embung Gudangharjo, untuk kebutuhan sehari-hari. Foto: hms

WONOGIRI (SUARABARU.ID)- Warga Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, kini tidak lagi dihantui bencana kekeringan dan kesulitan air bersih. Hal itu setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, membangun embung di wilayahnya pada 2016 silam.

Desa berpenduduk sekitar 500 kepala keluarga itu, kini hampir semuanya mendapat manfaat dari embung itu. Tiap pagi dan sore hari, mereka mengambil air di embung itu dengan menggunakan jerigen.

Selain untuk kebutuhan memasak, air embung itu juga digunakan untuk memberi makan ternak, perkebunan dan beribadah di masjid.

BACA JUGA: Aparat Harus Segera Tuntaskan Kasus Kekerasan pada PRT

Endiyanto, seorang warga Desa Gudangharjo menuturkan, manfaat embung betul-betul sangat membantu warga, terutama pemenuhan kebutuhan air baku. ”Manfaat dari embung betul-betul sangat membantu warga sekitar untuk air minum, wudhu di masjid, dan buat minum ternak,” kata dia, saat dimintai komentarnya, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya, warga setempat tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya, setelah di desanya dibangun embung. Sebab, bertahun-tahun sebelumnya, warga harus membeli air tangki untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Bukan hanya memasak, air dari embung juga bermanfaat untuk hewan ternaknya. Saat ini dia memiliki dua ekor sapi, dan lima ekor kambing.

BACA JUGA: Pemerintah Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional, Ratu Kalinyamat Gagal Lagi

”Kalau dulu sebelum ada embung, selalu beli air tangki. Tetapi sekarang sudah ada embung ini, dan sangat membantu. Waktu itu Gubernur sudah Pak Ganjar. Sebagai warga sini senang sekali. Sekarang air sangat mudah,” lanjutnya.

Yatno, warga yang lain menceritakan susahnya mendapatkan air baku, sebelum adanya Embung Gudangharjo. Warga terpaksa harus membeli air satu tangki seharga Rp 150 ribu.

”Satu tangki paling lama untuk dua minggu. Beda lagi mereka yang punya ternak. Karena dulu susah air, terutama waktu kemarau,” paparnya.

BACA JUGA: KONI Kota Tegal dan BPJS Tandatangani Kerjasama Perlindungan Atlet dan Pengurus

Cerita itu kini sudah tidak ada lagi. Warga bebas mengambil air baku di embung kapan saja mereka butuhkan. ”Embung ini buat air baku, sekarang cukup mudah. Cara ambilnya pakai ember dan jerigen. Lebih irit, semuanya senang,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gudangharjo, Sriyono menyatakan, embung mulai dibangun pada 2016 lalu. Saat ini, embung bisa dimanfaatkan 95 persen warganya, yang terdiri dari delapan dusun.

”Ini dibangun dari anggaran APBD Provinsi Jateng. Ada 95 persen dari 500 kepala keluarga yang mendapatkan manfaatnya. Ya, buat kebutuhan rumah tangga, ternak, tanaman dan perkebunan,” tandasnya.

Seperti diketahui, Gerakan Seribu Embung yang diinisiasi Gubernur Ganjar Pranowo, telah tercapai. Saat ini, ada 1.135 embung tersebar di seluruh wilayah di Jateng.

Riyan